Part 18. About Feelings

20 6 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Apa kabar kalian semua? Semoga sehat dan baik-baik saja

Kembali lagi dengan kisah DANGEROUS GIRL semoga kalian senang. Jangan lupa vote and komen oke?

Happy reading

************

"Berbicara tentang perasaan, semua orang tentu memilikinya, namun jika perasaan itu hanya menyakiti pemiliknya, bukankah lebih baik jika kita justru tak memilikinya?"
-Fazael Grania Madita-

************

Pukul 23.00 Riana belum bisa memejamkan matanya. Gadis itu terus teringat dengan perkataan Andre yang katanya akan mencari seorang cewek. Kalau saja benar Andre begitu, Riana pastikan nyawa Andre melayang saat itu juga.

Riana bosan. Gadis dengan rambut dicepol ke atas itu tengah duduk sendirian di halaman depan rumahnya. Ghea masih dirawat sedangkan Zira tak pulang dan terus menunggu sang Mama. Awalnya Riana tak ingin pulang, namun Ghea memaksa alhasil Riana menurutinya.

Berdiam diri membuat Riana semakin bosan, gadis itu segera bangun dan berjalan pelan keluar area rumahnya. Tengah malam seperti ini jalanan sudah sepi, yang biasanya banyak kendaraan lewat kini hanya beberapa saja. Syukurlah, Riana jadi tak mendengar deru motor ataupun mobil yang sedikit menganggu pendengarannya.

Lama berjalan kini Riana menepi lalu mendudukkan diri di salah satu kursi taman, jarak rumah dan taman kota tak terlalu jauh, jika ada pencuri, preman, atau apapun itu yang menganggu, Riana tak akan kesulitan untuk berlari dan kembali ke rumahnya.

Hanyut dalam lamunan Riana tak sadar seseorang tengah memperhatikan, tak sengaja orang itu melihat keberadaan Riana lalu berjalan mendekatinya.

"Ih! Andre nyebelin banget sih!" Riana menggerutu sebal. "Waktu itu dia ngaku-ngaku jadi pacar gue, di depan Mama gue lagi, terus waktu di sekolah dia bilang mau cari cewek?!!" tanya Riana lalu tertawa terbahak-bahak.

"HA! HA! HA!"

Katakan saja kalau Riana gila, toh kenyataannya memang benar. Jika dibilang dirinya terobsesi dengan Andre, mungkin bisa jadi seperti itu. Tapi, jika Andre memang tak mau dengannya, Riana tak akan memaksa.

"Sumpah! Demi sapi beranak kambing, kalau sampai gue liat Andre, gue bunuh dia saat itu juga."

Mendadak suara petir menyambar, wah! Sepertinya langit menyetujui perkataan Riana. Meski begitu Riana justru takut sendiri, jangan-jangan di sekelilingnya ada hantu.

"Oke, gini aja. Kalau gue ketemu Andre besok, gue kutuk dia jadi hantu. Sekilas gue takut hantu, jadi nggak bakalan lagi gue deket-deket dia."

Terdengar suara kekehan kecil. "Emang bisa?" tanyanya.

Riana membekap mulutnya sendiri. Suara itu? Tentunya suara yang sangat Riana kenali. "Mampus! Itu suara Andre kan? Jangan bilang dia denger omongan gue dari awal." Riana merutuki kebodohannya sendiri. Jika begini ia jadi semakin takut berdekatan dengan Andre.

"Coba kutuk gue jadi hantu, kayaknya gue tadi denger ada yang mau bunuh gue juga kalau ketemu."

Spontan Riana berdiri, gadis itu berbalik badan dan melihat dari siapa suara itu berasal. Dan benar saja, kini dirinya sudah berhadapan dengan cowok yang terus menghantui pikirannya. Dia Andre, teman sekaligus cinta bagi Riana.

"Ngapain lo ke sini, sana pergi!" usir Riana tak ingin bertemu Andre.

"Kenapa?"

Riana menggeleng pelan. Mendadak bingung harus berkata apa, alhasil gadis itu hanya menunduk dan memperhatikan rerumputan hijau yang menemani kesepian kakinya.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang