Part 52. Perginya Celine Evandebaron

8 1 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Gimana kabar kalian hari ini??????? Yuuuu lanjut baca lagi oke?

Happy reading

************

"Jika kebersamaan ini hanya sesaat, di lain waktu aku akan menciptakan kebersamaan yang ada untuk selamanya."
-Rendi Bristandey-

************

"Keluarga di atas segalanya, maafkan aku yang tidak bisa menduakannya."
-Celine Evandebaron-

************

Benturan keras terus menerus dia hadiahkan pada kepalanya. Darah segar perlahan keluar, membasahi pelipis meluruh jatuh mengotori lantai. Dia meraung keras, memanggil manggil nama orang paling dibencinya.

Bukannya takut orang-orang di sekitarnya justru tertawa, jiwa-jiwa gila teman serombongan bertempat tinggal sama semakin ke sini semakin tidak tertolong. Mereka senang, anggap saja sebagai tontonan gratis karena tidak ada penghibur menyenangkan di tempat tertutup ini.

Tembok tak berwarna terdapat banyak coretan abstrak, menghitung hari demi hari menunggu terbukanya pintu pelepasan. Jeruji sel berdiri tegak membentuk persegi, memenjara korban terkait tindak kriminal yang tidak pernah termaafkan.

Tawa keras tiba-tiba menggema, setelah mengamuk tanpa sebab kini tawa menyeramkan menjadi ending penutup. Sekelilingnya mengikuti saja, mereka ikut tertawa melihat aksi gila orang terpandang menjadi orang terendah sepanjang sejarah persosmedan.

Masih hangat, kemarin siang berita mengabarkan bahwa Hotel Madita resmi menjadi milik Fazael. Madita tidak mempunyai aset sedikitpun untuk mengklaim bahwa Hotel Madita masih miliknya. Fazael sudah mengambil sadis dari akar-akarnya.

"Duduk Madita! Sekarang anda orang rendah seperti kita!" salah satu penghuni sel jeruji turut bersenang hati.

"DIAM KALIAN SEMUA!" Madita marah. Ia berlari mengelilingi jeruji sel dengan jari menunjuk ke segala arah. "LIHAT! SAYA PEMILIK BANGUNAN INDAH INI! SAYA ORANG TERKAYA NOMER SATU DI DUNIA!"

Turut prihatin, ternyata Madita terkena gangguan jiwa. Tawa remeh kembali menyambut kegilaan Madita. Syukurlah mendapat teman penghibur, mereka jadi merasakan tawa meski hampa.

"Selamat siang Tuan Madita."

Tatapan Madita langsung menoleh ke sumber suara. Ia mendekat, berjalan lambat menuju seseorang yang berani sekali memanggil namanya. Hanya terhalang jeruji sel, dua orang berhubungan darah saling menyorot penuh kebencian.

"Bagaimana kondisi anda, sehat?"

"DIAM!"

"Kedatangan saya ingin memberi kabar penenang. Anda tidak perlu lagi berpikir keras untuk mengurus Hotel Madita, sekarang penerus anda inilah yang akan mengurusnya."

Kedua tangan Madita terkepal kuat. "JANGAN BERKHAYAL ANAK BODOH! KAMU LIHAT KEDUDUKAN SAYA! SAYA PENDIRI HOTEL MADITA!"

"Saya akui jasa anda sebagai pendiri Hotel Madita, tapi Tuan Madita yang terhormat. Nama Anda sudah tercoret dari seluruh aset Hotel Madita. Jadi, jangan membahas tentang kedudukan, karena saya, Fazael Grania Madita. Pemilik kedudukan tertinggi atas Hotel Madita."

"FAZAEL! JAGA MULUT KAMU!"

Fazael tersenyum tipis menyembunyikan kesedihannya. Ia turut sedih dengan Madita, ayahnya itu tidak pernah sadar, harus Fazael apakan agar monster pada jiwa ayahnya menghilang? Atau memang tidak bisa dihilangkan?

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang