Part 12. Emas Batangan

19 8 3
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Semoga menikmati cerita kalo ini, jangan lupa komen ya guyss

Happy reading

************

"Di mana ada kemenangan di situ ada kegagalan, dua hal yang pasti terjadi jika permainan dimainkan."
-Fazael Grania Madita-

************

Suasana kantin terlihat sangat ramai, bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit lalu, semua murid bergegas cepat ingin membeli makanan yang menjadi incarannya selama jam pelajaran berlangsung.

Sama halnya dengan segerombol cewek yang sudah duduk rapi saling berhadapan dengan sepiring batagor di depannya masing-masing. Suara tawa terus saja keluar, tak henti-hentinya mereka saling mengejek dan menggoda satu sama lain.

Meski terlihat banyak hal menyedihkan jika bersama teman semua akan terlupakan, kehadiran teman membuat kesepian yang sedang kita alami mendadak hilang. Meski begitu kita harus pandai-pandai memilih teman, sebab banyak teman yang justru membawa kita dalam hal keburukan.

"Cie, pajak jadian dong." Riana kembali bersuara, gadis itu terus meledek Rere hingga temannya itu mendelik sebal.

Sesuai dugaan Rere, pagi ini sekolah digemparkan oleh kedatangannya bersama Kenzo, sekilas Kenzo murid terkenal dan dampaknya pasti Rere yang menanggung. Rere juga yang mendapat hujatan dari teman-teman sekitarnya.

"Siapa yang jadian?" tanya Luzia tak tau, pasalnya ia datang terlambat tadi.

"Rere sama Kenzo." Jawab Celine.

"Sumpah? Demi apa? Kok gue nggak tau? Itu kapan jadiannya?" tanya Luzia berturut-turut.

"Mana ada kayak gitu." Rere berusaha tak peduli dan lebih memilih memakan batagornya.

"Hallo rombongan cegil?" sapa seorang cowok datang bersama tiga rombongannya. Mereka dengan santainya langsung mendudukkan diri tanpa meminta persetujuan.

"Kayak ada yang ngomong, tapi kok nggak ada wujudnya ya?" tanya Rere merinding sendiri.

Riana menyetujui perkataan temannya. "Iya, gue jadi takut, jangan-jangan ada hantu lagi."

"Kayaknya beneran deh ada hantu, ini hawa sekitar udah mulai dingin." Luzia ikut serta.

"Oke, sekarang waktunya cabut." Celine mengkode tiga temannya agar bangkit dan segera meninggalkan kantin.

"Ini nih ciri-ciri orang nggak merhatiin sekitar, orang ganteng gini dibilang hantu." Kenzo bad mood merasa ternistakan oleh Rere dan tiga temannya.

Drttt drtttt

Dering suara telepon mengalihkan perhatian semua orang, tatapan mereka tertuju pada gadis yang merogoh saku bajunya. Dia melihat siapa pelaku yang menelepon di jam sekolahnya ini.

Tertera nama seseorang di layar ponsel, dahi Luzia berkerut, untuk apa kakeknya tiba-tiba menelepon? Atau ada hal penting yang harus dilakukan?

"Gue pergi duluan ya guyss," pamit Luzia lalu berlari keluar kantin, arah larinya menuju taman belakang sekolah yang cukup sepi.

"Ada apa Kek?" tanya Luzia setelah menggeser tombol berwarna hijau.

"Kamu lupa dengan perintah Kakek?" Darwin sedikit ragu dengan cucunya, sampai sekarang Luzia belum memberikan hasil yang maksimal, apa cucunya itu sedang bermain-main?

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang