Part 14. Sedikit Lebih Banyak

19 7 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Ready baca semuanya?

Happy reading

************

"Manusia memiliki berbagai topeng terpasang di mukanya, kali ini apa akan lebih dari sebelum-sebelumnya?
-Luzia Kazuha Daisies-

************

"Untuk menutupi luka-luka yang berusaha disembunyikan, perlu menghadirkan penyembuh pengembali kekuatan."
-Fazael Grania Madita-

************

Udara dingin merambat lurus menembus permukaan kulit, suasana sekitarnya terlihat gelap tanpa ada lampu penerang. Suara deru motor sport melaju cepat meninggalkan area hutan-hutan, motor itu terus melaju mendekati ketenangan.

Seorang cowok turun dari motornya, dia melepas helm full face nya lalu berjalan pelan menuju bangunan di depannya. Bangunan itu adalah sebuah rumah dengan desain elegan bernuansa modern ke ala-ala Eropa an.

Ditekannya bel rumah berulangkali, setelah menunggu beberapa menit pintu rumah terbuka. Terlihatlah seorang gadis pembuat luka juga pemberi kebahagiaan datang.

Untuk sesaat cowok itu terdiam hingga detik berikutnya melangkah masuk memeluk tanpa izin gadis di depannya. Hampir saja jantung gadis itu melompat ke luar, ada apa dengan cowok di pelukannya ini? Tentunya dia sangat terkejut, terlebih penampilan cowok yang tengah memeluknya ini tidaklah baik-baik saja. Terlihat kacau dengan muka penuh memar.

Gadis itu sempat bingung. Dari mana cowok itu mengetahui tempat tinggalnya? Perasaan selama ini hanya sahabat-sahabatnya saja yang tau bahwa dirinya tinggal di rumah ini. Atau jangan-jangan cowok itu diam-diam mengikutinya?

"Kenapa?" tanya Luzia lembut. Gadis itu menepuk-nepuk pelan punggung cowok di pelukannya.

"Enggak papa, gue cuman cape," beritahu Fazael mengeluarkan suara lemahnya. "Gue cinta lo, Luzia." Sambung Fazael. Terdengar lembut dan sangat tulus.

Luzia tak merespon. Hanya diam tanpa menjawab perkataan Fazael, Luzia akui dirinya mulai nyaman di dekat Fazael, tapi di sisi lain Luzia mempunyai tujuan yang belum terselesaikan. Jadi, apa yang harus Luzia pilih jika keadaannya seperti ini?

Tak mau menjawab, Luzia justru mengajak Fazael untuk memasuki rumahnya. Ia menyuruh cowok itu agar duduk di sofa dan menunggunya sebentar. Luzia beralih ke dapur, mengambil semangkuk air panas dan kotak P3K, setelahnya gadis itu kembali lalu mendudukkan dirinya di samping Fazael.

"Ini kenapa?" tanya Luzia seraya membersihkan luka-luka di dahi dan sudut bibir Fazael.

Fazael menggeleng pelan, ia memilih diam dan memperhatikan muka Luzia. Gadis itu, sejak kapan dia seperhatian ini padanya? Tak mau ambil pusing Fazael tetap diam tanpa ada niatan bertanya.

Setelah selesai mengobati luka Fazael Luzia membereskan kembali peralatannya.

"Nggak mau cerita nih?" tanya Luzia melihat Fazael hanya berdiam diri, lama menunggu masih tetap tak ada jawaban. Luzia mendengus pelan, gadis itu segera beranjak dari tempatnya.

Namun, belum sempat Luzia melangkah lengannya lebih dulu dicekal Fazael. Cowok itu menarik Luzia agar mendekat lalu duduk menyamping di pangkuannya. "Habis ribut sama Rendi," ucap Fazael memeluk erat tubuh Luzia.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang