Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL
Bagaimana kabar kalian hari ini? Selalu bahagia bukan?
Bertemu lagi dengan kisah DANGEROUS GIRL
Happy reading
*************
"Seperti daun-daun kering yang jatuh karena tertiup kencangnya angin. Tolong jangan menjadi angin karena aku hanya dedaunan kering."
-Retina Retuela-************
"Angin datang membawa cerita perginya pun tidak luput dari derita."
-Kenzo Cratumi Gandita-************
"KENZO!"
Suara teriakan keras berhasil menyita perhatian sekelilingnya, gadis imut dengan seragam sekolah melekat pada tubuhnya berjalan cepat mendatangi area ramai. Mengetahui sosok yang dicarinya tak berada di kelas, sangat tertebak tempat inilah yang dikunjunginya.
"Ken, cewek lo tuh." Rendi menyenggol lengan sahabatnya.
Kenzo diam. Ia tetap fokus pada makanannya, dapat Kenzo rasakan seseorang mendekatinya, semakin mendekat hingga tanpa permisi duduk di sebelahnya.
"Tumben Lo berangkat sekolah nggak nyamperin gue?" tanya gadis yang sudah berada di tempat tujuannya.
"Males."
Males? Rere sempat terdiam namun detik berikutnya mengangguk saja. Terkadang rasa malas memang menghampiri seseorang saat sesuatu yang seseorang lakukan itu sudah menjadi kebiasaan.
"Kenzo, kenapa lo nggak jengukin gue waktu di rumah sakit? Atau Lo juga ikut sakit? Kenapa nggak ada kabar?"
Pertanyaan Rere hanya mendapat gumaman tak jelas dari Kenzo. Cowok itu sama sekali tak mengalihkan perhatiannya dan terus makan. Ia harus cepat-cepat menyelesaikan makannya sebelum pergi.
Tadinya Kenzo ingin berdiam diri di rooftop, namun perutnya tak bisa diajak kompromi. Cacing di perutnya ini meminta asupan energi, meski malas Kenzo tetap menuruti kemauan perutnya. Dan siapa sangka Kenzo akan didatangi ketiga sahabatnya. Kini mereka menatap aneh ke arah Kenzo. Sebisa mungkin Kenzo tak mempedulikannya, ia tetap fokus makan sampai kenyang.
"Kenzo?" panggil Rere merasa ada yang berbeda dengan Kenzo.
"Apa," jawab Kenzo tak bernada.
Rere dibuat kebingungan. Kenapa nada bicara Kenzo sangat berubah dari sebelum-sebelumnya? "Lo kenapa?"
"Enggak papa."
"Soal minggu lalu gue minta maaf. Gue percaya sama Lo, Kenzo."
Kenzo mengangguk singkat. Ia cepat-cepat membereskan makanannya lantas beranjak pergi.
"Tunggu!" cegah Rere mengetahui Kenzo berusaha menghindarinya. Apa cowok itu masih marah tentang kejadian minggu lalu?
Kedua tangan Kenzo terkepal kuat. Mendengar suara Rere saja hatinya sudah bergetar, jika seperti ini bagaimana cara dirinya melupakan Rere?
"Gue ada salah?" tanya Rere ikut beranjak dari tempatnya. Ia berdiri tak jauh dari Kenzo yang membelakanginya. "Kenapa nggak cerita kalau ada masalah? Kali aja gue bisa bantu."
Sesaat Kenzo memejamkan matanya. Saat membuka mata ia langsung mendekati salah satu murid perempuan di depannya. Tanpa izin Kenzo menggandeng tangannya, membuat cewek itu kebingungan berakhir mengikuti langkah Kenzo. "Kita pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA LUZIA KAZUHA DAISIES penari ballet yang berusaha mengungkap misteri kelam, misteri yang sudah berlangsung begitu lama namun sang pelaku tak kunjung ditemukan. FAZAEL GRANIA MADITA pendiri agen perdagangan senjata guna menghanc...