Part 3. Kebohongan Sang Raja

36 14 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Bagaimana kabar kalian? Jangan lupa ikuti akun author oke?

Happy reading

************

"Untuk menghancurkan monster jahat perlu mendatangkan monster yang lebih jahat lagi."
-Kenzo Cratumi Gandita-

************

"Bagaimana jika kita yang terjebak dalam permainan? Sejahat jahatnya monster jahat lebih mematikan penghianat."
-Andre Delvani Kafael-

************

Suasana taman terlihat sangat ramai, banyak orang berdatangan dengan keluarga ataupun pasangannya. Mereka terlihat bahagia seraya menampilkan senyum manisnya masing-masing. Seperti halnya mereka, sore ini Luzia tengah bermain bersama keluarganya, gadis kecil itu terlihat sangat bahagia hingga tak henti-hentinya tertawa.

Luzia berlari memutari taman ditemani Mando yang terus mengejarnya, gadis itu tengah bermain kejar-kejaran dengan sang Ayah, dia selalu berteriak agar sang Ayah segera menangkapnya, dan sesuai keinginan dalam beberapa langkah Mando berhasil menangkap Luzia.

"Kena!" Mando mengangkat putri kecilnya tinggi-tinggi. "Kamu bahagia Luzia?"

Luzia mengangguk. Gadis kecil itu turun dari gendongan lantas memeluk sang Ayah. "Bahagia banget Ayah, Luzia pengin kayak gini terus."

Mando tersenyum tipis, ia menggenggam tangan kecil Luzia membawanya mendekati Zena, istrinya itu tengah duduk menunggu suami dan putrinya kembali.

"Sudah lari-lariannya?" tanya Zena lembut.

"Udah," Luzia mendudukkan diri di samping Zena, begitupun Mando.

"Dunia sangat kejam Luzia, tidak semua orang bisa merasakan bahagia seperti kamu, tapi Ayah harap kamu selalu bahagia seperti saat ini." Luzia menoleh mendengar ucapan ayahnya.

"Kenapa Ayah bilang kayak gitu?"

"Tidak apa, Ayah sayang sekali sama kamu."

Tawa kecil lolos dari bibir mungil Luzia, "Luzia mau jalan-jalan bentar boleh?" tanya Luzia meminta izin.

"Boleh, tapi jangan jauh-jauh oke?" Luzia mengangguk lalu pergi berkeliling taman.

Suasana sore hari yang indah, banyak burung berterbangan kembali ke tempat habitatnya. Tak sengaja mata Luzia menangkap seekor kucing kecil, kucing itu terbaring lemah di atas jalan, sontak Luzia mendekat, diangkatnya kucing itu dalam gendongan.

Sedang asyik-asyiknya mengelus bulu kucing, dari arah depan datanglah seorang anak laki-laki mendekat, keadaannya terlihat buruk dengan muka dan lengan penuh memar. Tunggu! Bukankah dia anak kecil yang ditolongnya minggu lalu?

"Luzia," panggil anak kecil itu. Dia semakin mendekat hingga terhenti satu langkah di depan Luzia.

"Kamu kenapa?" tanya Luzia sedikit khawatir melihat keadaan anak laki-laki di depannya.

"Enggak papa."

"Kenapa ke sini?"

"Pengin ketemu kamu, aku nggak punya teman sama sekali."

Mata Luzia terbuka lebar, kasihan sekali anak itu. "Mau temenan sama aku?" Perkataan Luzia langsung mendapat anggukan antusias, "ayo ikut aku."

Luzia mengajak anak kecil itu untuk mengikutinya, mereka berjalan beriringan sampai tiba di sebuah tempat.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang