Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL
Gimana kabar kalian hari ini?????
Nggak tunggu lama langsung saja baca
Happy reading
************
"Dibalik kesabaran terdapat penderitaan menyakitkan. Penderitaan dengan berbagai versi yang terkadang tak mampu untuk dilewati seorang diri."
-Rendi Bristandey-************
"Cepat ke rumah sakit! Riana kumat lagi!"
Jantung Andre seakan lepas mendengar kabar mengejutkan di awal harinya. Segera ia mematikan sambungan teleponnya, berlari keluar kelas begitu saja meninggalkan guru dan juga pelajarannya.
"Kenapa lagi dia?" Kenzo mengernyit heran melihat kepergian Andre secara tiba-tiba, begitupun Rendi.
"Teman kalian kenapa? Apa ulangan dia sudah selesai sampai main pergi begitu saja?!" tegas guru mapel kimia.
Agak lain, tapi guru-guru akui memang banyak murid yang tak mempunyai sopan santun, entah laki-laki atau perempuan semuanya mengabaikan dan menyepelekan orang yang lebih tua.
Guru mapel kimia berjalan pelan menuju meja muridnya yang baru saja pergi, memeriksa soalnya yang masih banyak belum terjawab.
"Riana, Lo kenapa lagi?" Andre ingin menangis saat ini juga, ia mengendarai motornya kebut-kebutan menuju rumah sakit di mana Riana berada. Masa bodoh dengan semuanya, Andre lebih memikirkan keadaan Riana.
Di tempat lain, Luzia, Riana, Denira, dan juga Fazael tengah berada di ruangan kerja Denira. Luzia sudah selesai mengobati luka Fazael, kini satu tangan Fazael sudah terbungkus oleh perban.
"Arlen... Riana kenapa?" Luzia turut sedih melihat keadaan Riana. Temannya itu terduduk lemah di lantai dengan tubuh bersandar pada dinding.
"Gue nggak tau. Tunggu Andre datang ke sini." Fazael tak mengerti mengapa Riana bertindak seolah-olah orang stress.
Dapat Luzia, Denira, dan Fazael lihat Riana bermain darah mengukir nama Andre di atas lantai, gadis itu senyum-senyum sendiri tanpa ingin menjawab pertanyaan mereka.
Sedangkan Denira? Wanita itu syok baru mengetahui Riana mempunyai penyakit mental, sepertinya dia trauma akan sesuatu yang membuatnya ketakutan hingga berakhir melukai diri sendiri.
Luka di telapak tangan Riana belum terobati sama sekali, sesampainya di ruangan Denira, Riana langsung mendudukkan diri di sudut ruangan seolah tak ingin terganggu. Bermain darah di tangannya, tertawa sendiri, dan mengukir apa saja membuat lantai ruang kerja Denira terkotori oleh darah Riana.
"Zael, apa bunda telpon saja Ghea?" Denira ingin memberitahu Ghea tentang keadaan putrinya, namun Denira juga takut. Bagaimana jika Ghea memiliki tingkat kekhawatiran tinggi?
"Tunggu temen Zael datang, cuman dia yang bisa bujuk Riana." Mau tau mau Denira mengangguk. Ia berfikir untuk membuatkan obat saja agar stress Riana sedikit berkurang.
"Gimana kalau Riana gila? Gue sedih...." Luzia menunduk lesu, ia pikir Riana hanya psikopat biasa, namun nyatanya menyimpan banyak luka.
"Percaya sama gue, Riana pasti sembuh."
Fazael sendiri sebenarnya tak menyangka Riana akan depresi berlebihan. Ini untuk kedua kalinya Fazael melihat secara langsung perubahan sifat Riana yang begitu drastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA LUZIA KAZUHA DAISIES penari ballet yang berusaha mengungkap misteri kelam, misteri yang sudah berlangsung begitu lama namun sang pelaku tak kunjung ditemukan. FAZAEL GRANIA MADITA pendiri agen perdagangan senjata guna menghanc...