Part 28. Improvement Efforts

10 2 1
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Apa kabar kalian semua semoga sehat selalu oke?

Mari lanjutan kisah cinta Luzia

Happy reading

************

"Aku yang telah menyakitinya, maka aku juga yang akan menjadi obat untuk menyembuhkan lukanya."
-Luzia Kazuha Daisies-

************

Bel istirahat berbunyi nyaring, semua murid bergegas keluar meninggalkan kelasnya masing-masing. Sama halnya dengan gadis cantik bernama Luzia Kazuha, ia berlari cepat membiarkan tiga temannya menatap heran.

Langkah Luzia mulai menyusuri koridor sekolah yang cukup ramai, menaiki anak tangga hingga tiba di tempat tujuannya. Tanpa berpikir dua kali Luzia menyelonong masuk, membuka pintu lebar-lebar menampakkan dirinya di depan banyak orang.

Sungguh Luzia terkejut, bukankah bel istirahat sudah berbunyi tadi? Kenapa kelas ini masih melangsungkan pelajaran? Kini Luzia menjadi sorot pandang seisi kelas.

"Okay, now you end the meeting, I hope it will be useful and easy to understand," tutup guru piket sembari membereskan barang-barangnya.

"You're Luzia, aren't you? Who are you looking for?" tanya Pak Usul selaku guru mapel bahasa Inggris kelas XII IPS 1.

Luzia mengangguk kikuk. "Brother Fazael, sir."

"What a coincidence, now that the child has left, you can approach him directly." Setelahnya Pak Usul meninggalkan area kelas.

Kini tinggal Luzia yang menjadi bahan tontonan, apa seisi kelas ini tidak ada yang mau keluar? Apa mereka tak menginginkan istirahat? Atau tak mau memakan makanan kantin? Tak begitu memikirkan, Luzia kembali ke niat awalnya. Segera gadis itu menghampiri orang yang dicarinya.

Dapat Luzia lihat Fazael tengah menangkupkan kepalanya pada lipatan tangan di atas meja. Seolah cowok itu sudah tak sudi lagi menatapnya.

"Fazael," panggil Luzia sangat lirih.

Menunggu cukup lama tak ada jawaban.

"Fazael!" panggil Luzia sedikit keras. Tetap saja tak ada respon.

"FAZAEL!"

Berhasil. Fazael mengangkat kepalanya, menatap tajam dari mana sumber suara berasal.

Melihat tatapan berbeda dari Fazael kedua mata cantik Luzia mulai mengembun. Layaknya pecahan kaca yang tak bisa dikembalikan ke wujud aslinya. Luzia yakini perasaan Fazael seperti itu.

"Fazael, gue mau ngomong."

"Pergi."

"Please, dengerin penjelasan gue."

"Pergi!"

"Faza—"

"PERGI BANGSAT! LO NGGAK DENGER HAH?!!!" Luzia terjongkak kaget, begitupun seisi kelas.

Yang semula tak begitu memperhatikan kini intensitas tatapan mereka tertuju pada Luzia dan Fazael. Luzia menahan kuat-kuat genangan air di pelupuknya. Sekali mengedipkan mata Luzia pastikan kelopak mata cantiknya terhiasi bercak air.

Sungguh Luzia sangat merindukan tatapan sendu dari bola mata Fazael, tatapan penuh harap dan kasih sayang. Seperti yang ayahnya katakan Luzia sangat kehilangan akan hal itu. Rasanya ingin sekali mendapatkannya kembali.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang