Part 26. A Bunch of Crazy People

21 1 1
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Sambung cerita yang belum tuntas

Happy reading

************

"Jika memaafkan adalah sikap terbaik dalam pertemanan, maka itulah yang aku lakukan."
-Celine Evandebaron-

************

"Baik buruknya teman tergantung sudut pandang kita, jika kita mencari keburukan tentangnya, maka keburukan itu akan terlihat."
-Rendi Bristandey-

************

"Gimana keadaan Lo, Luzia? Baik?"

Luzia tak menjawab, genangan air yang berusaha dia tahan kuat-kuat sudah tak lagi terbendung. Perlahan genangan air itu meluruh bersamaan dengan kedua matanya yang mulai terpejam merasakan kecupan Fazael pada bibirnya. Sangat lama hingga kecupan itu beralih menjadi ciuman lembut.

Luzia tak menolak, dirinya justru terbawa suasana hingga patah-patah membalas ciuman Fazael. Luzia rasa dirinya memang sudah kalah sejak awal. Hanyut dalam moment mendadak kepala Luzia sakit, sangat sakit hingga ingin pecah.

"Siapa nama kamu?"

"Gimana kalau Arlen?"

Anak kecil itu segera mengangguk. "Kamu Luzia dan aku Arlen. Kita teman?"

"Besok kalau udah besar janji bakal nikahin aku, oke?"

"Janji?"

"Kamu mau bahagia kan? Nikah sama aku, pasti kamu bahagia."

"Iya aku janji."

"Arlen mau ke mana?"

"Pulang, sekarang udah sore, nanti ayah aku nyariin."

"Enggak boleh, nanti kamu luka lagi. Hiks... Kamu ikut aku aja ya?"

"Arlen tangkap bolanya."

Bola yang seharusnya Arlen tangkap melambung tinggi terlempar begitu jauh, mau tak mau Arlen harus mengambilnya.

"Jauh banget Luzia. Mau cari bareng?" Luzia mengangguk lalu bersama-sama mencari di mana bola yang menjadi objek permainan dua anak kecil itu.

"Arlen itu bolanya." Luzia menunjuk bola yang berada di tengah jalan.

"Kamu di sini aja, biar aku yang ngambil." Arlen menyuruh Luzia agar menunggu di pinggiran jalan.

Dari arah samping dapat Luzia lihat sebuah mobil melaju kencang, sepertinya Luzia sangat mengenali orang itu. Dia ayahnya Arlen.

Tanpa pikir panjang Luzia berlari ke arah Arlen.

"ARLEN!"

BRAKKKK

Kurang cepat, tubuh mereka terserempet mobil lantas terpental ke tepian jalan.

Dughh

Benturan keras dapat Luzia rasakan, kepala sangat sakit. Lain halnya dengan Arlen yang tak terkena apapun.

"Luzia, Luzia, hiks... Luzia."

Arlen membawa Luzia ke pelukannya. Anak kecil itu menangis, tak lama rombongan orang mulai mengerubung. Segera dua anak itu di bawa ke rumah sakit.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang