Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL
Sambung cerita sebelumnya, ngomong-ngomong gimana kabar kalian semua?
Semoga sehat selalu
Happy reading
************
"Sebesar apapun rasa benci yang dimiliki seseorang jika dia masih mempunyai rasa cinta, maka rasa bencinya akan segera menghilang."
-Celine Evandebaron-************
Pagi yang indah menyapa keseharian wanita paruh baya, ditambah rumahnya sedang kedatangan orang istimewa, mendadak kebahagiaan kecil memenuhi sebagian rumah besar tanpa penghuni ini.
Suara blender menghancurkan buah terdengar bising, setelah bertanya ternyata orang istimewa itu sangat menyukai jus mangga, untung saja rumah besar ini menyimpan berbagai buah di kulkasnya. Tanpa pusing sang pemilik rumah langsung menyajikan menu permintaan.
Langkah kaki terus bergerak hingga terhenti di samping meja makan, segera wanita cantik paruh baya itu menyajikan jus mangga buatannya, senyum manis tercetak menghiasi bibir tipisnya. Sungguh pagi terindah yang pernah dia lalui.
"Bunda, Kak Fazael tinggalnya di mana?" pertanyaan bagai petir mendadak datang menyapa, setelah sekian lama akhirnya pertanyaan seperti itu terdengar di telinganya.
Dia Denira. Harus menjawab apa pertanyaan putrinya? Denira saja tidak tau di mana Fazael tinggal, awalnya Denira masih mengira Fazael tinggal bersama Madita.
Tapi mengetahui betapa musuhannya dua orang itu, Denira rasa Fazael sudah meninggalkan rumah penuh siksa. Sebab terakhir kali Denira datang ke rumah Madita, laki-laki bak monster itu sedang membakar habis semua barang-barang putranya.
"Jusnya diminum sayang."
"Kok Zira tanya nggak dijawab?"
Denira terdiam cukup lama, dari awal hubungan dirinya dan Fazael terbilang cukup buruk. Semuanya terjadi karena kesalahan Denira yang terlalu mengkhawatirkan putrinya yang dibuang Madita, Denira juga terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang membuat wanita itu menelantarkan putranya sendirian.
"Bunda tidak tau sayang, dari dulu hubungan Bunda sama kakak kamu tidak sebaik yang Zira lihat."
Mendengarnya Zira ikut sedih. "Emang Kak Fazael nggak pernah ke sini?"
Denira menggeleng pelan. "Kakak kamu kalau datang pasti ke rumah sakit, tidak pernah datang ke rumah Bunda." Denira mendudukkan dirinya di samping Zira.
"Bunda sebenarnya sayang sama kakak kamu, tapi Bunda tidak tau cara menunjukannya." Denira sangat menyesal telah meninggalkan Fazael sejak kecil, alhasil anak itu tumbuh tanpa kasih sayang darinya.
"Mau Zira bantu?" tawar Zira.
Denira yang mendengar itu ikut tersenyum, semoga saja harapan yang Denira inginkan segera terwujud. "Kamu kalau tau ayah kamu seperti apa pasti sedih Zira, dia jahat sekali. Bunda setiap hari diselingkuhin sama ayah kamu. Bahkan dia membuang kamu saat kamu baru lahir."
"Zira tau Bunda. Zira pernah ketemu sama Ayah sebelumnya."
"Lain kali kalau kamu bertemu lagi sama ayah kamu itu, cepat-cepat lari Zira. Mungkin saja ayah kamu merencanakan hal gila." Zira mengangguk mantap, ia bahkan tak ingin bertemu lagi dengan ayahnya. Memang ayah macam apa yang ingin membunuh anaknya sendiri? Sungguh tidak pantas mendapat gelar ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA LUZIA KAZUHA DAISIES penari ballet yang berusaha mengungkap misteri kelam, misteri yang sudah berlangsung begitu lama namun sang pelaku tak kunjung ditemukan. FAZAEL GRANIA MADITA pendiri agen perdagangan senjata guna menghanc...