Part 16. Syaldira's Identity

15 7 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Bertemu lagi dengan saya.... Ngomong-ngomong gimana kabar kalian? Sehat? Harus dong!!!!

Ya kali ini lanjut baca kalian semua

Happy reading

************

"Meski banyak musuh mengancam keselamatan, musuh dalam selimut tak pernah tertandingkan."
-Luzia Kazuha Daisies-

************

Tiga hari terlewat setelah kejadian penculikan dan pengeboman kala itu, siang ini Luzia tengah memasuki halaman mansion kakeknya. Jika diingat-ingat sudah lama dirinya tak main ke mansion Darwin. Kira-kira bagaimana keadaan kakeknya itu?

Langkah Luzia semakin membawa dirinya ke arah pintu, Luzia menekan pin, tak lama pintu besar berdesain estetik sekaligus elegan dengan paduan warna putih dan gold itu terbuka lebar. Terlihatlah betapa besarnya mansion Darwin.

Segera Luzia melangkah masuk, kedatangan dirinya tentu saja disambut ramah oleh para maid.

"Selamat datang Nona Luzia." Sapa salah satu maid perempuan. Usianya sudah cukup tua, namun kinerjanya jangan pernah kalian ragukan, meski begitu dia sungguh rajin dan tak pernah melanggar peraturan.

Luzia menatap sekeliling, sepertinya tataan ruang tamu mansion Darwin sedikit berbeda, lampu gantung baru yang terbuat dari kaca terpilih dilengkapi berlian mahal terlihat sangat cantik menggantung di langit-langit ruang tamu. Jangan lupakan setiap sisi dinding terdapat lukisan-lukisan indah yang harganya pasti puluhan atau bahkan ratusan juta. Belum lagi vas vas bunga yang harganya pun tak kalah jauh.

Luzia berteriak memanggil nama kakeknya. Hening, dan tak ada jawaban. "Kakek di mana?" gumam Luzia cukup pelan.

Langsung saja Luzia ke tempat di mana dirinya dan Darwin sering bersantai dulu, dan sesuai dugaan kakeknya itu tengah duduk dengan segelas wine berada di tangan kanannya.

Luzia berlari, gadis cantik dengan balutan dress putih selutut itu menerjang tubuh Darwin dari belakang, memeluknya erat lalu gadis itu beri kecupan singkat di pipi kakeknya.

"Kamu dari mana saja Luzia. Kenapa baru ke sini?" tanya Darwin menyuruh Luzia agar duduk berhadapan dengannya.

"Luzia sekolah Kek. Lagian siapa yang nyuruh Luzia buat tinggal sendirian, kan Kakek yang minta."

Darwin mengangguk singkat. "Bagaimana dengan pekerjaan kamu? Sudah beres?"

Senyum tipis muncul di bibir Luzia. "Bentar lagi, Kakek pasti bangga sama Luzia."

"Dari dulu kakek selalu bangga sama kamu."

"Kalung dari kakek tidak kamu pakai?" Darwin baru menyadari bahwa Luzia tak mengenakan kalung pemberiannya kala itu.

"Kapan-kapan aja."

"Kenapa?"

"Enggak papa, takut ada yang liat."

"Kamu masih mencari tau informasi tentang kecelakaan orang tua kamu?"

"Masij. Tapi nggak ada kemajuan, sampai sekarang Luzia belum dapat bukti lebih jelas lagi."

"Jangan sedih. Butuh bantuan Kakek?" Luzia menggeleng pelan. Ia tak ingin membagi urusannya dengan Darwin, sebab apa? Luzia ingin memecahkannya sendiri, gadis itu bertekad kuat untuk mencari pelaku pembunuhan orang tuanya dan akan membunuhnya langsung setelah bertemu.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang