Part 5. Beginning of the Game

36 11 4
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Jumpa lagi dengan Luzia dan Fazael, gimana kabar kalian semua? Aku harap kalian suka sama cerita kali ini

Happy reading

************

Semakin kita mendekat sesuatu yang kita inginkan justru semakin menjauh, benar begitu? Atau hanya aku yang merasakannya?
-Fazael Grania Madita-

************

Minggu sore kali ini Luzia tengah bersantai di sebuah taman, waktu kecil taman ini adalah tempat paling sering Luzia kunjungi, dan tentunya bersama ayah dan bundanya.

Hembusan angin bertiup kencang menerpa muka Luzia, di sekelilingnya terdapat banyak orang, mereka tengah bermain dan bersenang-senang bersama keluarganya. Suara tawa seorang anak terdengar merdu di telinga Luzia.

Melihat itu Luzia jadi sedih sendiri, ayah dan bundanya sudah meninggal. Luzia tak dapat merasakan lagi kebahagiaan nyata seperti kala itu, meski Darwin juga membahagiakan Luzia, rasanya tak akan sama.

Tujuan Luzia mendatangi tempat ini ingin mengingat tentang masa kecilnya, masa kecil yang sangat bahagia. Dulu Luzia berharap kebahagiaan itu akan ada untuk selamanya, namun Luzia sadar bahwa tak ada sesuatu yang bisa bertahan untuk selamanya.

Seperti sekarang, hanya Luzia yang datang sendirian ke tempat indah ini, gadis cantik dengan dress navy selutut itu beranjak bangun, dia melangkah pelan menuju sebuah tempat. Selang beberapa menit Luzia sampai di tempat tujuannya.

Pemandangan indah dengan hamparan air tak begitu luas serta banyaknya pepohonan rindang dengan kursi cantik di bawahnya menyapa penglihatan Luzia. Gadis itu mengambil ponsel di dalam tas yang ia bawa, menuju salah satu kursi terdekat lantas menaruh tasnya.

Tangan Luzia mengotak-atik ponsel hingga menghasilkan sebuah bunyi, terdengar alunan nada Klang pray memutar indah. Luzia beralih mendekati danau di depannya, melepas high heels yang ia kenakan menaruhnya asal.

Sedikit ragu tapi tempat ini ada dalam mimpi Luzia beberapa Minggu lalu, Luzia sempat heran namun menganggapnya biasa saja. Luzia tidak terlalu yakin dengan mimpinya, sekilas mimpi hanya bunga tidur dan jarang kenyataan.

Luzia berdiri di tengah rumput-rumputan kecil, sekelilingnya terlihat sepi dan tak ada seorangpun, perlahan namun pasti kedua tangan Luzia tergerak mengikuti alunan nada yang keluar dari ponselnya, kedua kaki Luzia mulai berjinjit, bergerak lincah menyeimbangkan gerakan anggota tubuh lainnya.

Rambut panjang Luzia berterbangan bebas, dress yang gadis itu kenakan juga mengikuti gerakan yang Luzia buat, terlihat sangat indah dan menawan. Gerakan ballet yang tidak semua orang bisa lakukan, dalam beberapa menit Luzia mengambil gerakan berputar sekaligus berjalan hingga lima kali berturut-turut.

Kedua kaki Luzia berlari cepat, mengambil tumpuan dan melayang di udara, selang beberapa detik kaki Luzia mendarat dengan sempurna. Tak sampai di situ Luzia kembali membuat gerakan-gerakan, gerakan dari hati sampai tak sadar Luzia melihat sosok anak kecil dalam mimpinya, anak itu berdiri sekitar sepuluh langkah di depan Luzia.

Merasa tak asing, Luzia kembali mengambil gerakan berputar sepuluh kali berturut-turut, bergerak mendekat hingga terhenti satu langkah tepat di depan sosok anak kecil itu.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang