Part 25. Beautiful Psychopath

23 1 2
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Kita sambung cerita Luzia dan Fazael

Selamat menikmati ujian hidup

Happy reading

************

Di mana ada kemenangan di situ ada kegagalan, dua hal yang terjadi jika permainan dimainkan.
-Andre Delvani Kafael-

************

Kepercayaan yang hancur tak akan kembali seperti semula, meski coklat yang dipanaskan kembali dibekukan.
-Fazael Grania Madita-

************

"So, menurut lo gimana? Masih cinta sama gue?"

Luzia terkekeh kecil, lantas tangan cantiknya membelai lembut muka Fazael. "Mau gue ceritain hal menarik?"

Flashback off

"Kamu tau siapa dia Luzia?" Darwin menunjukkan sebuah foto di layar ponselnya.

Luzia mengangguk, "dia satu sekolahan sama Luzia. Kakak kelas Luzia."

"Tahun lalu dia mencuri senjata kakek, Luzia. Dia juga menghancurkan rencana kakek berulangkali."

"Kakek tenang aja, Luzia tau apa yang harus Luzia lakuin."

"Begitu?"

"Fazael suka Luzia, Luzia bakal manfaatin itu buat ngehancurin dia sesuai keinginan kakek."

"Bagus sekali. Dekati dan hancurkan dia secara bersamaan." Luzia mengangguk mantap, mulai saat itu Luzia tak akan menjauh jika Fazael mendekatinya. Justru sebaliknya, Luzia semakin mendekat hingga Fazael jatuh terlalu dalam untuknya.

Flashback on

Dari arah belakang datanglah Andre dan Rendi, mereka sama terkejutnya dengan Fazael dan Kenzo. Jadi selama ini dugaan Andre benar? Kenapa mereka tak menyadarinya dari awal? Meski bukan siapa-siapa, empat bersahabat itu merasakan sakit, terlebih Fazael.

"Fazael, Fazael. Gimana cara ngomongnya ya?" Luzia membersihkan tangannya yang ternodai darah Fazael. "Makanya, kan udah gue bilang jangan terlalu cinta sama gue. Sakit kan akhirnya?"

Dengan sisa tenaga yang berusaha Fazael kumpulkan, cowok itu mengangkat kedua tangannya, meraih kedua tangan Luzia lalu menciumnya lembut. "Gu-gue cinta lo, Luzia. Har-harusnya lo sadar kalau gu-gue Ar—"

Brughh

Belum juga selesai dengan kata-katanya tubuh Fazael ambruk lebih dulu tanpa daya, mendadak suaranya tak bisa keluar dan hanya sampai di tenggorokan. Cairan bening masih saja mengalir dari kelopak mata Fazael. Perasaan cinta, marah, kecewa, sedih, bahkan benci, mengumpul dan menyatu menghantam hati Fazael.

"Bye Fazael tersayang." Luzia membalikkan tubuhnya, melangkah begitu anggun dikawal sepuluh bodyguardnya. Meski ragu dalam hati Luzia memaksakan diri untuk tertawa. Bagus Luzia, jangan ada rasa kasian sama Fazael.

Truk berisikan senjata berhasil Luzia ambil, senjata-senjata itu adalah hadiah ulang tahun dari kakeknya. Langsung saja Luzia menyuruh para bodyguardnya untuk segera pergi sebelum polisi dan bala tentaranya datang.

Segera Kenzo, Rendi, dan Andre mendekat ke arah Fazael. Kedua mata cowok itu masih terbuka, masih saja meneteskan air mata bercampur darah. Melihat akan hal itu membuat tiga bersahabat yang sama terluka fisiknya merasakan sedih, tak terasa air mata mereka ikut mengalir.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang