Part 47. Accept the Bitter Reality

13 2 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Bertemu lagi dengan mereka....... Gimana kabar kalian?

Yo kita lanjut Yo!

Happy reading

************

"Berusaha menjadi raja dalam alur hidup yang kita buat, meski sepenuhnya sang raja pun tidak bisa menyelesaikan tugasnya seorang diri."
-Fazael Grania Madita-

************

"Kedudukan yang kita inginkan tidak sebanding dengan usaha yang kita keluarkan, mengetahui semuanya hanya sia-sia maka menyerah jalan terbaiknya."
-Kenzo Cratumi Gandita-

************

"Bagaimana dengan keadaan Luzia, Dok?"

Keluarnya sang dokter dari ruangan pasiennya langsung disambut pertanyaan dari Fazael. Cowok itu ditemani Rendi dan Celine menunggu bagaimana kelanjutan keadaan Luzia.

"Luka pasien cukup parah, semua luka di tubuhnya sudah mendapat pengobatan. Dalam satu Minggu pasti akan membaik. Dan untuk kedua kaki pasien, tulang kering di kedua kakinya retak. Apa pasien mengalami benturan keras pada kakinya?"

Fazael terdiam, begitupun Celine dan Rendi. Mendadak Fazael teringat akan ucapan Luzia yang mengatakan bahwa dirinya akan mengikuti lomba bulan depan.

"Mohon maaf saya sampaikan kabar duka ini, pasien akan mengalami kelumpuhan sementara, jika menjalani terapi secara terus-menerus mungkin akan mempercepat penyembuhan."

Celine terduduk lemas. Seorang penari mengalami kelumpuhan? Celine sampai menangis mendengarnya. Ia yakini Luzia akan sangat terluka.

"Apa bisa sembuh Dok?" tanya Celine berharap mendapat jawaban yang tepat.

"Bisa, tapi membutuhkan waktu yang lama."

Celine mengangguk sedih. "Terima kasih Dok."

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit pergi, kalian bisa langsung menjenguk pasien." Setelahnya dokter penanggung jawab Luzia melenggang pergi.

"Gue turut sedih." Rendi menepuk pundak sahabatnya. "Sabar El, gue yakin Luzia sembuh. Lo tenang aja."

"Luzia pasti sembuh, tapi gimana sama lukanya? Harus gue apain biar cepat hilang?"

Ingin menjawab perhatian Rendi teralihkan pada dokter yang baru saja keluar dari ruangan yang bersebelahan dengan ruang rawat Luzia.

"Keluarga pasien atas nama Darwin?"

Spontan Fazael mengangguk, ia langsung menanyakan bagaimana keadaan kakek Luzia.

Sang dokter menghela nafas panjang. "Kami meminta maaf sebesar-besarnya, pasien atas nama Darwin tidak bisa kami selamatkan, sebelum menjalani operasi pasien sudah dinyatakan meninggal dunia."

Benar-benar mimpi buruk. Hati Fazael mencelos mendengarnya, Darwin meninggal karena menyelamatkan nyawanya? Sungguh sejarah besar dalam kehidupan Fazael.

"Tubuh jenazah akan segera dipindahkan, sekali lagi kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Kami pamit pergi."

Fazael mengangguk lemah. Ia mendudukkan dirinya di samping Celine. Rasanya sangat lemas, kenapa hari-hari semakin berat untuk dijalani? Bagaimana jika Luzia mengetahui Darwin telah tiada? Rendi dan Celine ikut termenung, ketiganya duduk bersampingan tanpa ada percakapan.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang