Part 44. Memulai Penyiksaan

9 1 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Hai kalian semuanya... Gimana kabar hari ini?

Sehat? Bahagia? Sedih? Kecewa? Or another?

Nggak udah adu nasib ya guys langsung baca cerita aja

Happy reading

************

"Berusahalah mendalami peran sebagai tokoh terbaik dalam kehidupan, namun ke mana perginya panutan kebaikan itu? Dia hanya menyandang status bukan peran sesungguhnya."
-Luzia Kazuha Daisies-

************

"Hidup tidaklah mudah untuk dijalani seorang diri, mereka membutuhkan bantuan juga dukungan. Mendapat kabar bahagia tentu hati menjadi senang, namun bagaimana jika sebaliknya?"
-Retina Retuela-

************

Pagi hari yang cerah. Banyak murid berdatangan dengan menaiki berbagai kendaraan, ada yang memakai mobil, motor, sepeda, dan juga berjalan kaki. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 06.45, sekitar 15 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Di tengah halaman yang super luas dan ramai akan murid berdatangan, Kenzo bersama Rere berjalan beriringan melintas halaman sekolah menuju kelasnya masing-masing. Ingin tebar pesona, Kenzo mengaitkan tangannya pada tangan Rere.

"Kenapa?" tanya Kenzo merasa Rere berusaha melepas tautan tangan mereka.

"Banyak yang liatin."

"Berarti mereka iri."

"Jangan gitu, nggak baik buat orang iri."

"Tandanya mereka harus cari pacar."

Rere mendengus pelan, ia tetap melepas kaitan tangan Kenzo. "Hati-hati Kenzo, gue duluan oke?" Rere berlari menjauh, sebelum benar-benar jauh ia berbalik sebentar, melambaikan tangan kanannya yang mendapat balasan senyuman tipis dari Kenzo.

"Gue kresekin Rere boleh kan?" Kenzo rasa dirinya terlalu berlebihan. Tapi memang adanya seperti ini, Kenzo sudah terlalu dalam menaruh hati untuk Rere. Jika Tuhan mengizinkan, Kenzo ingin selamanya bersama gadis itu.

Sebenarnya hari ini Kenzo cukup sedih, kemarin kedua orang tuanya pulang. Sebab rasa rindu Kenzo memberanikan diri mendekati kedua orang tuanya. Namun sangat disayangkan, Gandi dan Arumi justru membahas kembali tentang pernikahannya dengan Clarissa yang sempat terhambat.

Tentu Kenzo menolak, ia berusaha menyadarkan kedua orang tuanya, tapi tidak berhasil sama sekali. Gandi dan Arumi sangat keras kepala, mereka termakan hasutan Clarissa. Nenek lampir itu menjelek-jelekkan tentang Rere, entah apa yang dia tau tentang gadisnya, yang jelas Kenzo sangat marah.

Nyatanya Kenzo tak mendapatkan dukungan apapun dari Gandi dan Arumi, mereka hanya sibuk akan bisnisnya yang entah maju atau semakin krisis. Bisa saja Kenzo membantu mereka, namun dua orang itu justru menolak. Mereka tetap menginginkan pernikahan Kenzo dan Clarissa terlaksanakan.

Mengetahui sifat kedua orang tuanya yang tak sesuai dengan keinginan Kenzo, ia hanya diam. Kenzo tak ingin hubungan dirinya dengan mereka semakin hancur. Hanya perbedaan pendapat mampu menghancurkan hubungan satu aliran darah, lantas bagaimana dengan Kenzo yang tak mau sama sekali menuruti permintaan mereka?

Banyak orang mengatakan rumah tempat terbaik untuk beristirahat, untuk berteduh, dan tempat ternyaman. Tapi menurut Kenzo tidaklah seperti itu, Kenzo jarang sekali menginjakkan kakinya di rumah, sekalinya pulang hanya perdebatan yang ia dapatkan. Sungguh menyiksa ketenangan batin.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang