Part 31. Kematian Giselle

12 1 0
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Bertemu lagi dengan nonaintan selamat menikmati cerita kali ini

Langsung saja baca oke?

Happy reading

************

"Lebih baik merasakan kebahagiaan yang singkat daripada mendapat fakta menyakitkan dalam sekejap."
-Retina Retuela-

*************

"Kesempatan darurat tak akan datang untuk kedua kalinya, jadi jangan sampai kamu membuangnya."
-Luzia Kazuha Daisies-

************

Jajaran berbagai macam bunga tersusun rapi, berwarna warni dan berbau wangi. Sungguh sangat menyejukkan mata, terdapat bunga matahari, bunga aster putih, aster kuning, bunga matahari, bunga anggrek, dan berbagai macam warna bunga mawar.

Sebuah tangan mengambil sebuket bunga aster putih, menyentuhnya lembut lalu membawanya ke tempat pembayaran. Bunga dengan kisah menyenangkan sekaligus menyedihkan. Bunga yang menjadi saksi kesetiaan Fazael sekaligus penghianatan Luzia.

Tangan lentik dengan jari-jari manisnya itu terus memutar-mutar sebuket bunga aster putih. Kenapa sangat menyakitkan melihatnya? Gambaran dimana bunga itu hancur lebur melintas begitu saja tanpa diminta, menorehkan rasa sakit yang tiada tara.

Sepasang kaki memakai flatshoes berwarna cream dan paduan pita cantik melangkah bergantian, menyusuri tepian jalan melewati berbagai toko dan bangunan. Sedikit memperhatikan sekitar hingga menangkap sesuatu yang terlihat familiar.

Kenzo? Sedang apa cowok itu memasuki butik baju pernikahan? Sedikit curiga ia mendekat, berpura-pura sebagai pelanggan dan melihat-lihat apa yang terjadi.

"Kenzo, yang ini gimana? Cantik nggak?" tanya seorang gadis menunjukkan pilihan bajunya.

Tak ada jawaban sama sekali. Kenzo hanya memejamkan matanya seolah-olah tertidur. "KENZO!" bentak gadis itu kelewat emosi.

"BACOT ANJING!" kepala Kenzo mendidih, apa susahnya memilih baju sendiri?

Clarissa? What is he doing here? Why also with Kenzo? Berbagai pertanyaan memenuhi otaknya. Jika dipikir-pikir ini pasti ada hubungannya dengan Rere.

"Pilihin baju yang cocok buat gue," pinta Clarissa merangkul mesra lengan Kenzo.

"JANGAN SENTUH-SENTUH GUE BANGSAT!" Kenzo menghempas kasar tangan Clarissa.

"Yang ramah Kenzo, nanti malam kita menikah, nantinya gue yang bakal jadi istri lo. Atau gue aduin semua kelakuan Lo sama Om Gandi."

"Mimpi!"

Tanpa memikirkan apapun lagi Kenzo pergi keluar butik, sangat memuakkan berada di dekat Clarissa. Mukanya memang cantik tapi tidak dengan sifatnya, sangat buruk dan pemaksa.

Sepeninggalan Kenzo seseorang yang tengah memperhatikannya sejak tadi mendekat, mengarah ke Clarissa yang diselimuti kobaran amarah. "Clarissa?" tanyanya.

"Kenapa?! Lo mau apa lagi ke sini?!" sinis Clarissa.

"Harusnya gue yang tanya, ngapain lo di sini!"

"Gue calon istrinya Kenzo! Nanti malam gue nikah! Mau apa Lo?"

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang