AURA DENGAN LUKANYA

290 119 33
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!!

3. Aura Dengan Lukanya 

  _kadang semesta menitipkan yang terbaik bukan untuk selamanya, tetapi belajar untuk menghargai  apa itu cinta_ AURA ANGGUN QUEENZHA.

*
*
*
*
*
*

       Kantin sekolah tampak begitu sesak. Aura, Cantika dan Putri tampak duduk di kursi kantin dengan makanan mereka masing-masing, tidak memperdulikan semua riuh suara teman-temannya yang masih bertengkar hanya untuk memesan makanan.

        Pelajaran setengah hari ini tampak melelahkan dan juga membosankan. Ketiga cewek yang kini memakan makanannya itu tidak ada yang membuka suara. Masih fokus dengan kunyahannya dan juga pikiran nya sendiri-sendiri.

        "Anjirr tuh, pak Dodit nggak habis pikir gue." Putri menggebrak meja pelan dengan deruan nafas yang masih menggebu-gebu.

        "Sabar Put, emang gitu orangnya." Aura mendorong mangkoknya yang sudah kosong, lalu menatap Putri yang terlihat begitu kacau dengan meneguk es teh yang ada di tangannya.

        "Males banget gue. Mama.... "rengeknya dengan suara kencang.

        "Ehhh anjirr, malu Put, kalau sampai Amel dan dayang-dayang nya tau gimana?"ucap Cantika yang di balas dengusan oleh Putri.

        "Akhhhhhh, gila gue lama-lamaya."ucap nya dengan penuh frustasi.

        "Nanti kita bantu ngerayu pak Dodit deh. Ya nggak Can? " Cantika mengangguk kan kepala karena Aura melotot kearahnya. Akan begitu rumit jika mood nya Putri rusak. Semua akan di sembur dan di marahi tanpa ada rasa peduli.

        "Ke kelas aja yuk!"ajak Putri dengan berdiri dan di susul oleh Aura dan Cantika yang berjalan di samping nya.

        Ketiga cewek itu berusaha keluar dari kantin yang tampak begitu sesak. Untung saja tubuh mereka yang kecil membuat mereka dengan mudah untuk keluar. Hanya mendusel-dusel sampai akhir nya bernafas lega akhirnya bisa keluar dari sana.

        Berjalan dengan beriringan dengan sorot mata yang begitu dingin. Angin sepoy-sepoy yang membuat rambut mereka menari dengan indah serta sinar matahari yang bertemu langsung dengan wajah cantik ketiganya.

       Beberapa orang kini sedang membicarakan mereka. Namun sudah menjadi hal biasa memang jika memiliki paras cantik yang begitu indah untuk dipandang.

       Beberapa langkah lagi mereka akan sampai di dalam kelas. Namun, langkahnya terhenti ketika di depan mereka ada Amel serta dayang-dayang nya yang berdiri belakang cewek itu. Hanya berjarak beberapa langkah saja mereka sudah bisa menjambak dan pasti akan terjadi keributan di antara dua kubu tersebut.

        "Minggir." Aura membuka suara dengan ekspresi wajah yang begitu datar.

        Amel selalu ketua geng mendengus. "Lo nggak lihat apa? Pasukan gue lebih banyak daripada lo dan anak-anak jalanan itu?"lanjut nya dengan menatap Cantika dan Putri secara bergantian.

        Cantika tertawa sumbang yang membuat Amel dan teman-temannya bingung. "Ouhhhh Amel. Gue suka deh sama panggilan lo buat gue sama Putri"ucapnya dengan bertepuk tangan. Heboh sendiri.

        "Gila lo? " Amel menatap ketiganya dengan wajah sombong nya.

       "Ck, gue emang gila Amel. Kok lo baru tau sih?"sahut Putri dengan senyum manis nya."Gila gue rasanya kalau nggak ngejambak rambut lo yang jelek itu."

BASKARAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang