Follow sebelum membaca!!!
Follow akun wp: tasyanatasya703
Follow akun ig: author. baskaraura_
📌 jangan lupa tinggalin jejak ya gusyyy!!
📍Spam comment di lapak ini ➡️
Happy reading:v
29. Alina, Harvey Dan Sebuah Kejadian
Alina benar-benar disini sekarang. Berdiri di depan banyak orang yang sedang menundukkan kepala dalam, ini bukan kali pertama dan kedua kalinya mendatangi bangunan ini. Sejak pertama kali melangkah untuk lebih dekat dengan mereka rasanya begitu berat. Meski begitu, Alina akan tetap membawa langkah kakinya untuk menghampiri Harvey yang sudah menatapnya dengan begitu tajam.
Tempat ini seakan menjadi rumah kedua untuk putrinya tertidur. Namun, yang cukup menyita perhatian Alina sekarang adalah bukan hanya ada Harvey dan Sangga di depan ruangan itu, melainkan banyak teman-temannya yang kini mulai mengangkat kepala dan menatapnya secara bergantian.
Plakkkkk
Suara tamparan yang begitu keras memecahkan keheningan lorong bangunan bernuansa putih itu. Semua terdiam dengan kesibukan masing-masing. Tidak ada yang berani mencegah bahkan melarang seseorang itu untuk menampar keras wanita yang baru saja menghampiri mereka. Tetapi, sepertinya tamparan itu sangat pantas untuknya.
Alina terdiam, tangan kanannya meremas pipi kirinya yang terasa begitu panas. Wanita itu menahan tangisnya agar tidak pecah saat itu juga. Dadanya berdenyut sakit, bukan karena tamparan yang diberi oleh kakaknya itu,melainkan karena isi kepalanya seakan ingin meledak saat ini juga.
"Ngapain kamu pulang? Nunggu anak kamu sekarat dulu baru mau pulang? Iya?!" tanya Harvey dingin. Kedua bola matanya menatap adik perempuannya itu yang kini juga menatapnya dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kemana aja kamu selama lima hari ini nggak pulang? Nggak kasihan sama anak kamu sendiri?" Harvey mengepalkan kedua tangannya. Pria itu berusaha untuk menahan emosinya agar tidak melampiaskan semua rasa dongkolnya kepada Alina.
"Kak---" Suara Arina tercekat. Wanita itu Berlutut di bawah Harvey dengan isak tangisnya yang pecah. "Aku mohon, ijinin aku untuk bertemu dengan Aura," ucapnya gemetar, kedua tangannya memegang kedua kaki Harvey. Berharap laki-laki itu memberinya ijin untuk melihat kondisi Aura sekarang.
"Pergilah!"
Alina mendongak, menatap Harvey penuh dengan harapan. "Kak, aku mohon...."
Menyandang status yang gampang sekali marah menjadikan Harvey mati-matian untuk menahan amarahnya sendiri saat ini. Melihat bagaimana Alina bersujud di lututnya dengan air mata yang begitu deras tidak sama sekali membuat egonya menjadi rendah. Suara isak tangis Alina terdengar sangat menyakitkan bagi mereka yang sedang menunggu ruangan itu terbuka.
"Kamu tau sendiri bagaimana sifat asli kakak. Seharusnya kakak nggak harus ngulangin ucapan yang sama." ucapnya datar, sedatar ekspresi wajahnya sekarang.
Alina kembali memohon dengan suara tercekat. Wanita itu terlihat sedikit pucat dan ada beberapa luka lebam yang ada di kedua lengan tangannya.
"Aku mohon kak, biarkan aku ketemu dengan putri ku."
"Seharusnya kamu jangan terlalu egois Alina. Kakak nggak tau kenapa bisa kamu bisa seegois ini." Harvey pergi begitu saja tanpa menatap Alina yang masih bersipuh di atas lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARAURA
Dla nastolatkówBaskara Alfin Millanio, ketua Ghefaros dari keturunan darah Millanio yang saat ini masih aktif menjadi pemimpin Mafia di Amerika. Anak kedua, dari dua bersaudara itu lebih cenderung memiliki kepribadian tertutup dan telah mencintai seorang gadis be...