Follow sebelum membaca!!
Follow akun IG :autrhor.baskaraura
Happy reading:v
17. Permonan Baskara
"Mereka tidak akan pernah mengerti rasanya jika harus berpisah tanpa sebab"
~Author~
Baskara benar-benar di buat kacau dan uring-uringan dengan kondisi Aura yang tiba-tiba menurun drastis. Gadis itu mengidap sakit hemofilia, sama seperti ibunya---Alina. Setelah hampir lima jam lamanya mencari donor darah yang cocok dan di pastikan darah itu benar-benar bersih akhirnya dokter mengatakan kalau transfusi darah untuk Aura akan segera di lakukan.
Aden dan Bunga menatap Baskara yang kini menaruh kepalanya pada pundak Aden. Putranya itu tampak begitu kacau dan khawatir pada kondisi Aura. Saat tadi dokter mengatakan bahwa Aura butuh darah B Rhesus Negatif yang sangat langka Baskara lah yang tampak begitu begitu bingung dan mencari seseorang yang mempunyai golongan darah tersebut.
Alina kini sedang duduk bersandar dengan tatapan kosong. Wanita itu tampak seperti menahan sesuatu yang sangat sesak di dadanya. Dia tidak bisa mendonorkan darah nya karena dia juga punya penyakit hemofilia yang menurun pada Aura. Setelah ditenangkan oleh Bunga dan juga Harvey---kakak kandung nya, Om nya Aura, akhir nya Alina terlihat sedikit tenang dan mau mengisi perut nya. Sejak tadi Alina yang tampak begitu tenang namun semua orang tau bahwa wanita itu yang paling khawatir dengan kondisi Aura.
"Kamu makan dulu ya,boy ? " ucap Aden dengan menatap Baskara yang tatapan nya terlihat kosong. Cowok itu bahkan belum mengganti pakaiannya yang sudah terlihat kacau karena bekas darah Aura yang menempel di pakaian dan kedua tangannya yang tampak sudah mengering.
"Kalau gitu kamu ganti baju dulu ya." Bunga menatap khawatir pada Baskara yang sejak tadi hanya diam dan tidak menyahut ketika di ajak bicara.
"Kamu belum makan dari pagi. Tenaga kamu pasti sudah habis." Baskara menggeleng lemah. Aden menghela nafas dalam. Menatap sang istri yang duduk di sampingnya. Tangan nya menggenggam tangan Bunga yang terasa dingin, menyalurkan kehangatan untuk istrinya itu.
"Kalian boleh pulang untuk mengganti pakaian dan istirahat. Biarkan kami yang berjaga di sini." ucap Aden, menatap Sangga yang kening nya di balut perban, Orion, Marvel dan juga Raja yang tampak begitu mengenaskan. Luka-luka lebam di wajah dan bagian lengan tangan nya membuat mereka meringis ngilu.
"Kami akan tetap di sini Om. Om nggak perlu khawatir dengan kondisi kami." ucap Orion.
"Isi perut kalian terlebih dahulu. Setelah itu. Kembali lah ke sini." lanjut Aden yang di balas anggukkan kepala oleh ke empat cowok itu.
Lorong rumah sakit itu begitu hening. Tidak ada yang berminat untuk membuka mulut. Semua sibuk dengan khawatiran mereka masing-masing. Bunga terlihat begitu lemas yang kini kedua tangannya yang di genggam oleh Harvey, laki-laki itu lah yang sejak tadi bisa menenangkan Bunga.
Ada Baskara dengan kening yang berdarah, namun sudah mengering, luka lebam di wajahnya, darah Aura yang sudah mengering di pakai an dan kedua tangan nya. Cowok itu benar-benar di buat takut oleh keadaan. Bahkan untuk sekedar mengobati luka nya aja dia menolak takut seakan keadaan akan berubah menjadi parah.
-oOo-
Aura sudah di pindahkan ke ruangan perawatan. Proses transfusi darah juga sudah selesai di lakukan. Dan di samping ranjang yang ditempati Aura sekarang,ada Baskara yang tidak beranjak sedikit pun. Terus menatap wajah pucat gadisnya itu yang masih memejamkan kedua matanya. Ada selang oksigen, sekaligus infus yang terpasang di punggung tangan nya. Untung kondisi Aura tidak terlalu parah, hanya luka sobekan di keningnya dan beberapa luka goresan di lengan tangannya yang membuat gadis itu mengeluarkan darah yang begitu banyak.Dokter sempat mengatakan mungkin dalam waktu 10 jam gadis itu akan siuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARAURA
Teen FictionBaskara Alfin Millanio, ketua Ghefaros dari keturunan darah Millanio yang saat ini masih aktif menjadi pemimpin Mafia di Amerika. Anak kedua, dari dua bersaudara itu lebih cenderung memiliki kepribadian tertutup dan telah mencintai seorang gadis be...