BERDAMAI

160 77 18
                                    

Follow sebelum membaca!!

Follow akun IG : autrhor.Baskaraura

Happy reading:v

📌jangan lupa vote ya gusyyy!!

19. Berdamai

"Sejatinya manusia itu adalah makhluk yang paling tamak. Semua akan mereka lakukan untuk memenuhi apa yang di inginkan"

~Aden Rajendra Millanio~

          "Apa yang akan Daddy lakukan?" Baskara mengeluarkan asap rokok dari dalam mulutnya, asap abu-abu itu mengepul di udara lalu menghilang.

        Aden menyeruput teh hangat itu. Suasana di atas rooftop rumah sakit memang begitu dingin dengan angin yang terus berhembus kencang. Sudah hampir tiga puluh menit mereka berdiri di sana dengan keheningan malam.

        "Kemungkinan besar Aura akan terus di cari dan masih banyak musuh yang akan mencari dia," jawabnya tanpa menatap Baskara yang berdiri di sampingnya.

        "Apakah Daddy setuju dengan rencana Om Harvey? "

        "Mungkin.Daddy masih belum tau bagaimana rencana musuh akan bermain dengan kita."

        "Biarkan aku sama Sangga yang akan bertindak terlebih dahulu. Daddy dan juga om Harvey bisa melihat bagaimana pergerakan musuh. Jika memang kami berdua tidak bisa, maka silahkan Daddy turun tangan." ucapnya dengan mematikan barang rokok itu dengan ujung sepatu yang iya kenakan.

        Aden menatap lekat putra nya itu. Tatapan yang begitu aneh dan penuh dengan tanda tanya. "Boy, ternyata kamu sudah besar. " ucap Aden lalu terkekeh setelahnya.

        "Apasih, Dad? "

        "Dulu kamu waktu kecil selalu berantem sama Alden. Meskipun kamu lebih kecil, tapi kamu selalu mengalah buat dia. Kamu lebih terlihat dewasa daripada Alden," jawabnya dengan pikiran yang kembali mengulang masa lalu ketika dua putranya itu masih kecil.

        "Dulu Alden itu selalu iri sama kamu yang selalu dapat banyak teman. Dia dulu pernah nangis karena kamu lebih memilih bermain sama teman kamu ketimbang sama dia."

        "Dad... "

        "Dia itu sayang banget sama kamu. Dia paling nggak suka kalau kamu terlalu deket sama orang lain. Dia merasa sendiri kalau nggak ada kamu. Dulu, Mami masih sibuk banget dengan pekerjaan nya di rumah sakit. Begitu juga dengan Daddy yang sibuk dengan pekerjaan Daddy di luar negeri. Dia selalu nangis tiap malam. Di kasih ini nggak mau, di kasih itu nggak mau. Om Johan sampai bingung ngurusnya."

       "Setelah kalian tumbuh menjadi dewasa, kalian berdua selalu membuat Daddy dan Mami bangga, kalian bisa saling sayang. Kalian bahkan sering pergi bareng, sering ngabisin waktu bareng, karena itu Daddy dan Mami nggak terlalu khawatir karena kami berdua yakin kalian akan saling jaga satu sama lain."

        "Stop, Dad."

        Aden menoleh, menatap putranya itu yang sudah menatap nya tajam. Lelaki berumur empat puluh tahunan itu terkekeh. Laku kembali menatap gelapnya malam di depan sana. "Kenapa kamu harus marah gini, boy? " tanyanya tanpa melihat raut wajah Baskara yang sudah dingin.

        "Aku nggak marah Dad!"

        "Sekarang apa yang kamu inginkan?"

        "Aku mau bertindak semauku. Tapi aku takut kalau yang aku lakukan membuat situasi tambah rumit dan membahayakan Aura."

BASKARAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang