"MAAF FIN... "

197 97 11
                                    

Vote!

8."Maaf Fin... "

_jangan terlalu menyiksa diri sendiri untuk melampiaskan semua hal yang kamu rasakan_
BASKARA ALFIN MILLANIO

*
*
*
*
*

        Baskara berlari dengan perasaan gusar tanpa memperdulikan Sangga yang kini memanggilnya. Cowok itu seperti tengah di kejar setan. Suara deruan music yang begitu kencang dengan puluhan bahkan ratusan orang yang kini sedang bersenang-senang, berjoget dan masih banyak hal yang mereka lakukan.

        Entah sudah berapa kali dia menyenggol orang-orang di sana sampai mereka mengumpat. Cowok itu tidak peduli. Di dalam pikiran nya sekarang hanya fokus pada satu cewek yang menyiksa debaran jantung nya beberapa bulan ini.

        Sinar lampu yang berkelip-kelip dengan warna yang berbeda itu membuat nya sulit untuk menemukan seseorang yang ia cari. Apalagi keadaan club terlihat sangat ramai daripada hari-hari sebelum nya.

        Ya benar. Aura ada di club dengan dua botol wine yang sudah benar-benar dia habiskan sendiri. Duduk di meja paling pojok dengan pakaian sekolah yang sudah tampak begitu rusuh. Noda saos, tanah sudah bercampur menjadi satu.

        Baskara sudah menemukan nya. Gadis itu menundukkan kepala tanpa ia sadari ada satu laki-laki berumur 40 tahunan yang berdiri di samping tempat nya duduk. Tatapan laki-laki itu kini bertemu dengan mata elang milik Baskara yang mungkin sudah berapi-api.

        "Temen mu Kar. Bawa dia pulang!" ucapnya dengan memukul pelan pundaknya dua kali, lantas pergi begitu saja.

        Baskara memutar poros tubuh nya. "Makasih Om." Baskara tersenyum yang di balas anggukan dan senyum simpul oleh lelaki itu.

        Setelah memandang kepergian Johan kini Baskara duduk di samping tubuh ramping milik Aura. Cewek itu masih setia menundukkan kepala dengan satu tangan yang masih menggenggam botol wine yang sudah kosong.

        Baskara menghela nafas panjang. Di pandanginya wajah tenang milik Aura dengan kening yang masih mengeluarkan darah.

        "Ceroboh." desis Baskara dengan mengambil botol yang cewek itu pegang. Namun genggaman itu terasa kuat karena Aura yang masih memiliki tenaga untuk sekedar menahan botol itu.

        "Ck, lepas Ra! Kita pulang!" cowok itu menarik paksa botol yang di pegang erat oleh Aura dan Sangga yang sudah ada di depan mereka berdua itu menyingkirkan beberapa botol lainnya ke meja lain.

        "Ngantuk." suara Aura begitu lirih.

        "Kenapa kesini hemm? " helaian rambut yang menutupi wajah cantik Aura itu di selipkan ke belakang oleh Baskara.

        "Ngantuk. Mau pulang." ucapnya lagi.

        Baskara masih terdiam. Mengamati bagaimana kacau nya gadis di hadapannya itu. Entah apa yang Aura pikirkan sampai dia benar-benar mengunjungi tempat ini seorang diri. Apalagi sekarang dia sudah benar-benar mabuk. Untung saja tadi Johan mengirimkan foto bahwa ada Aura yang  sudah mabuk berat di sini.

        Tubuh mungil milik Aura itu sudah masuk kedalam dekapan Baskara. Lima detik , gadis itu memeluk erat tubuh kekar Baskara. Sementara Baskara menegang saat itu juga. Dia bahkan masih belum membalas pulukan itu. Detak jantungnya benar-benar tidak bisa di kondisi kan. Untung saja Aura sedang dalam kondisi mabuk jadi dia tidak akan menyadari detak jantungnya yang menggila.

BASKARAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang