Follow sebelum membaca!!
Follow akun wp: tasyanatasya703
Follow akun ig: author. baskaraura_
📍satu pesan untuk Author➡️
📌 jangan lupa vote nya ya gusyyy!!
Happy reading:v
7. Semakin Demam
"Dia hanyalah gadis kecil yang manis. Snahat baik dan ceria. Semua tentang nya aku mengetahuinya, tanpa terkecuali. Namun, apakah kebahagiaan akan benar-benar akan hadir untuknya?"
~Ujang&Rossa~
Merasakan sakit sendiri hal yang sudah biasa Aura rasakan. Entah sejak kapan tubuhnya seakan mati rasa. Semua yang dirasakan seakan tidak bisa ia rasakan meskipun itu terasa begitu menyakitkan. Terlatih sejak kecil untuk selalu menuruti dan menjadi bahan keegoisan kedua orang tuanya menjadikan hal yang biasa. Menahan rasa begitu sesak seakan semesta benar-benar tidak berpihak kepadanya seakan tidak ada artinya bagi gadis itu.
Dua hari setelah kejadian dimana hatinya benar-benar di buat sakit oleh Alina wanita itu bahkan sampai saat ini tidak pulang ke rumah. Tinggal sendiri di rumah besar itu membuat Aura merasa sangat kesepian dan sangat membosankan.
Hacimm
Hacimm
Aura mengusap hidungnya yang sudah memerah. Gadis itu sedang duduk bersila di kursi meja makan karena saat kakinya menyentuh lantai akan terasa begitu dingin. Berbagai hidangan sudah di tata dengan begitu rapi oleh Bi Rosaa, mulai dari nasi, lauk pauk, ayam pok-pok kesukaan gadis itu, buah-buahan dan juga teh hangat.
Aura menatap jengah berbagai macam makanan itu, bukan terkait dengan rasanya melainkan karena mulutnya terasa sangat hambar dan badannya terasa begitu dingin. Mungkin saja jika Baskara dan juga Sangga tidak datang kesini tadi malam gadis itu tidak akan meminum obat yang melihatnya saja dia ingin muntah. Entahlah kenapa kedua cowok itu sangat hiperprotektif dengannya.
Aura menyumpal salah satu lubang hidungnya dengan tisu yang sudah di gulung. Kantong matanya terlihat begitu jelas karena kulit wajahnya yang begitu bersih. Belum lagi patc transdermal yang menempal pada kedua pelipisnya. Oh my good gadis itu benar-benar terserang demam tinggi karena sudah tiga hari ini suhu tubuhnya tidak turun melainkan bertambah naik. Semua obat yang diberikan oleh dokter sudah habis dia telan dengan susah payah, tapi entahlah kenapa suhu tubuhnya tidak turun-turun juga. Bi Rossa dan Mang Ujang sudah memutuskan jika sampai nanti sore suhu tubuhnya tidak turun maka dengan paksa Aura akan di rawat di rumah sakit.
Aura hanya melamun, mengaduk-ngaduk makanannya sendiri dengan satu tangan yang digunakan untuk menompa kepalanya yang berdenyut sakit. Bi Rossa yang sedang duduk di sebelahnya menatap suaminya yang duduk bersebrangan dengannya---Mang Ujang.
"Makanannya nggak enak ya, Non?" tanya Rossa menatap Aura dengan khawatir. Wanita berusia lima puluh tahun itu sudah menganggap Aura sebagai anaknya sendiri. Mengurus gadis itu sejak kecil membuatnya tau banyak mengenai kebiasaan gadis itu.
"Tenggorokan aku sakit, Bi" Aura berbicara dengan nada lirih. Untuk menelan salavinya sendiri saja terasa begitu susah,apalagi harus menelan makanan yang tampaknya tidak akan masuk ke dalam perutnya karena mulutnya terasa begitu hambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARAURA
Teen FictionBaskara Alfin Millanio, ketua Ghefaros dari keturunan darah Millanio yang saat ini masih aktif menjadi pemimpin Mafia di Amerika. Anak kedua, dari dua bersaudara itu lebih cenderung memiliki kepribadian tertutup dan telah mencintai seorang gadis be...