KACAU (1)

94 49 0
                                    

Follow sebelum membaca!

📍tinggalin jejak ya gusyy!!

📍Vote and Comment

Happy reading:v

35. Kacau(1)

"Aku menilaimu dengan sangat baik. Aku sangat percaya dengan mu selama ini. Tapi, mengapa kau bahkan tidak menaruh kepercayaan untuk ku?"

~Baskara Alfin Millanio~

        Bak seperti orang gila Baskara benar-benar berjalan memasuki rumah dengan gontai. Cowok itu bahkan tidak mencabut kunci motor dan menutup pintu rumah. Pandangan nya seakan kosong. Namun, tidak dengan pikirannya yang saat ini terus bercabang. Ucapan Harvey benar-benar terdengar begitu jelas. Tidak ada celah sedikitpun untuk Baskara memalingkan tatapnya pada arah lain selain menatap Harvey tajam.

        Ternyata kehidupan yang selama ini ia jalani menyembunyikan banyak sekali luka, misteri, bahkan Baskara yakin akan ada hal yang lebih mengejutkan dari pada ini suatu hari nanti.

        Rasanya begitu sesak dan sangat menyakitkan. Selama 17 tahun ini kehidupan yang ia dapatkan begitu sempurna sampai dia benar-benar lupa kalau suatu hari nanti pasti akan ada hal yang sangat menyakitkan. Bukan karena takdir, tetapi karena dia terkena getah yang di perbuat oleh orang yang selama ini menjadi sosok Ayah untuknya.

        Pikirannya sangat kacau setelah tadi mengantar Aura pulang ke rumahnya. Ucapan Alina benar-benar menghantui pikiran nya saat perjalanan untuk menemui Aden. Semua hal buruk tentang Aden sudah ia tepis karena Baskara yakin lelaki itu hanya menginginkan yang terbaik untuk nya. Namun, pikiran buruk itu kembali datang saat ia mendengar jelas Aden berbicara dengan seseorang yang entah siapa itu di dalam ruangan itu.

        Baskara mematung. Mentajamkan pendengaran nya untuk memastikan jika semua yang di dengar itu salah. Namun kenyataan? ternyata itu memang benar adanya. Bagaimana sosok Ayah yang selama ini menjadi figuran untuk nya bisa melakukan hal bodoh yang meregut nyawa seseorang? Apakah masih banyak hal yang selama ini tidak ia ketahui?

        Baskara benar-benar bingung. Kenapa rasanya ia ingin menjerit dan menangis sejadi-jadinya sekarang. Harapan penuh untuk meyakinkan dirinya bahwa bukan Aden yang melakukan hal itu ternyata sudah musnah. Kenyataan nya memang laki-laki itu lah yang bersangkutan dengan kejadian menyakitkan beberapa tahun lalu.

         Pintu kamar Baskara tutup, tidak lupa menguncinya. Ia berjalan gontai ke arah kamar mandi. Menghidupkan shower, lalu berdiri dibawahnya, membiarkan tubuhnya terguyur di sana dengan kening bersandar di tembok.

        Air matanya benar-benar menetes dengan guyuran air yang terus membasahi seluruh tubuhnya. Isak tangis nya tidak terlalu terdengar karena guyuran air yang semakin menetes deras. Dadanya kirinya berdenyut sakit. Ternyata dunia terlalu mempermainkan nya. Bodoh jika Baskara telat untuk mengetahui semua ini. Dia terlalu menikmati semua hal yang ia dapatkan sampai ia tidak merasakan bahwa dunia sedang mempermainkan nya.

        Baskara keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggang nya, membiarkan dada telanjangnya terekspos begitu jelas dengan rambut hitam pekatnya yang masih ada beberapa titikan air yang menyangkut di sana.

        Menggunakan hoodie hitam dengan celana training Baskara menghisap batang rokok yang sudah ia hampit di kedua bibirnya. Berdiri pada balkon kamarnya,hanya itu yang saat ini Baskara bisa lakukan untuk menenangkan pikiran nya. Hari ini benar-benar menguras energi nya. Entah kenapa ia merasa begitu capek dan lelah. Padahal ini baru saja awal dari sebuah permainan Tuhan yang entah sampai kapan benar-benar berakhir.

BASKARAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang