Follow sebelum membaca!!
Follow Ig: author.baskaraura_
📍vote!!
44. "Mau Ketemu Kamu Fin... "
"Jangan membuat ku semakin terlihat bodoh di depan seseorang yang selama ini menjadi musuh ku sendiri. Dan parahnya dia adalah saudara tiri ku"
~Aura Anggun Queenzha C~
"Kenapa tadi malam lo nangis?"
"Lo tau?" Aura mengangguk.
"Gue laper," ucap Aura.
"Makan lah!"
"Pergi lo sana! Anterin Marlo."
Putri mendengus, lalu menghampiri Marlo.
Sekarang di rooftop sekolah hanya tersisa Aura seorang diri. Selain ia benar-benar lapar, ia juga ingin sendiri karena begitu rindu dengan sosok Baskara yang sudah menghilang entah kemana selama 1 minggu ini. Menyendiri sendirian untuk beberapa waktu ke depan, mungkin cukup baik untuk Aura.
Selama 1 minggu itu lah Aura terus di buntuti oleh seorang pria yang tidak begitu asing oleh nya. Marlo di utus langsung oleh Baskara untuk mengawasi semua pergerakan yang Aura lakukan. Hal itu cukup membuat Aura merasa kesal karena pergerakan nya menjadi terbatas.
Tak berselang lama, pintu rooftop kembali terdengar terbuka. Ia yakin itu bukanlah Marlo. Pertama, pria itu baru saja pergi, tidak mungkin akan kembali secepatnya itu karena Aura menyuruhnya untuk membeli makanan di kantin. Kedua, dari langkah kakinya saja terdengar tidak tergesa-gesa seperti itu, jelas itu bukan Marlo. Selama 1 minggu ini Aura sudah hafal dengan hal-hal kecil yang di lakukan pria itu. Marlo tidak akan melangkah dan mengambil jarak begitu dekat dengan nya jika ingin menyampaikan sesuatu. Tetapi kali ini langkah kaki terdengar begitu cepat dan Aura rasa seseorang itu mulai mendekat.
Dan ketika Aura menoleh, tebakannya benar. Orang itu bukan Marlo, melainkan Amel si musuh bebuyutan selama 3 tahun ini karena terlalu iri dengan sikap Baskara yang selalu bersikap hangat kepada dirinya. Siang ini gadis itu benar-benar berdiri tidak jauh di belakangnya.
Sudut bibir Aura sedikit naik, mengulas senyum tipis, lantas kembali mengalihkan pandangannya ke depan.
"Gak ada kapok-kapok nya, lo?" ujar Aura terkesan ketus dan tidak minat.
"Gak semua orang bisa diam aja ketika dirinya sudah di permalukan di depan banyak orang."
Jawaban Amel, membuat Aura menoleh dan menaikkan sebelah alisnya. Amel berdiri bersandar di pembatas rooftop dengan pandangan yang lurus ke depan.
Sama-sama ikut menoleh pada Aura. Sorot mata mereka yang sama-sama tanpa ekspresi, saling bertemu. "Lo mau tau tentang suatu hal?" sambung Amel.
Aura yang tidak mengerti hanya diam, menatap datar Amel yang masih bersandar di dinding dekat pintu rooftop itu.
"Kenapa diam? Lo bahkan gak tau tentang kematian bokap lo sendiri kan?" sebuah senyum sinis yang tipis hadir di wajah cantik Amel.
Meski sekarang, aura Amel terlihat berbeda dari yang sebelumnya. Ada kantung mata yang besar di bawah mata itu yang membentuk lingkaran hitam di bawahnya yang membuktikan bahwa Amel pernah mengalami hal yang sulit. Jangan lupakan pipinya yang memar dan membentuk garis panjang yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKARAURA
Teen FictionBaskara Alfin Millanio, ketua Ghefaros dari keturunan darah Millanio yang saat ini masih aktif menjadi pemimpin Mafia di Amerika. Anak kedua, dari dua bersaudara itu lebih cenderung memiliki kepribadian tertutup dan telah mencintai seorang gadis be...