MALAM TANPA BULAN

100 55 3
                                    

Follow sebelum membaca!

📍tulis perasaan kalian sejauh ini membaca cerita Baskaraura➡️

Follow akun ig : author.baskaraura_

Follow akun tiktok: ntshnrsftri

📌jangan lupa tinggalin jejak ya gusyyy

Happy reading:v

28. Malam Tanpa Bulan (Aura pov)

"Apakah tujuan mereka menginginkan ku di dunia hanya untuk sebagai pelampiasan dari rasa kekesalan mereka? Jika memang iya, maka aku meminta kepada Tuhan agar aku bisa bertahan lebih lama lagi"

~Aura Anggun Queenzha C~

        Malam tanpa bulan, tiga kata yang sangat cocok untuk Aura yang saat ini merasakan rasa sakit yang teramat menyiksa dirinya. Hidup seorang diri di negara asing ketika umur sebelas tahun menjadi hal yang tidak akan Aura ulangi lagi. Cukup saat itu saja dia menderita dan hidup seperti anak yang tidak mempunyai kedua orang tua. Mungkin banyak orang yang mengatakan jika anak berusia sebelas tahun sudah bisa di katakan dewasa, namun di usia yang masih terlihat sangat kecil itu tak sedikit dari mereka yang masih bergantung dengan kedua orang tuanya.

        Hari ini Aura berusia sebelas tahun akan berangkat menuju negara yang begitu asing dengannya, mulai dari bahasa,maupun orang-orang yang ada di sana. Entah bagaimana kehidupannya di sana ketika dia benar-benar akan menjadi pendatang di negara itu.

        Gadis cantik dengan rambut sebahu yang sengaja di gerai, berterbangan hingga menutupi sebagian wajahnya yang saat ini sedang menatap kosong keramaian di depan sana. Kacamata hitam yang menyangkut pada hidung mancungnya membuat siapapun tidak bisa melihat kedua matanya yang sudah sembab dan menghitam seperti zombie. Kondisinya benar-benar buruk.

        Gadis itu berjalan dengan langkah pelan dengan tangan kanan yang menyeret koper hitam kecilnya, sedangkan tangan kirinya ia buat sampiran hoodie hadiah dari seseorang ketika dia berusia sebelas tahun. Entah siapa pengirim hoodie tersebut yang terpenting Aura menyukai kado tersebut.

        "Jangan bilang sama Papa Mama ya Mang Ujang kalau aku akan berangkat sepuluh menit lagi," ucap gadis itu.

        Lelaki paruh baya yang berdiri di belakangnya Aura mengangkat kepala, namun tidak terlalu tinggi karena takut jika nyonya kecil dari Brama Crowwel dan Alina Mikyla Alister itu menatapnya. "Apakah anda yakin?" tanya Ujang ragu.

        "Saya nggak akan nunggu kedatangan mereka berdua. Saya rasa mereka berdua memilih saya sebagai anaknya tidak begitu berarti untuk mereka," Aura berusaha membentengi dirinya sendiri dengan semua tenaga yang sudah ia siapkan sejak tadi malam. Bagaimanapun rasanya dan hasilnya Aura yakin pasti ada hal yang tidak begitu sulit yang membuatnya bisa hidup sedikit tenang di sana.

        "Jangan ceritakan apapun tentang yang saya ucapkan tadi di dalam mobil Mang." Aura menghembuskan nafas, membalikkan badan menatap Mang Ujang yang masih setia menundukkan kepalanya.

        Mang Ujang mendongak, menatap Aura yang mengulurkan tangan kanannya. "Sebagai gantinya Papa sama Mama yang nggak dateng ke sini maka Aura mau salim sama Mang Ujang."lanjutnya.

        Ujang menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, merasa kikuk dan canggung karena anak majikannya meminta salim dengannya. Ingin menolak tapi Ujang teringat dengan semua hal yang di ceritakan gadis malang itu saat di dalam mobil tadi. Gadis yang begitu di timpa oleh semua getah dari perbuatan kedua orang tuanya. Hati kecilnya tidak ingin menolak saat Aura ingin bersalim dengannya, tapi apakah itu pantas untuknya? Apakah jika Ujang menuruti lebih terlihat sangat tidak sopan?"

BASKARAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang