PROLOG

19.4K 308 0
                                    

Aroma kopi menyeruak memenuhi ruangan bernuansa hitam putih itu, menusuk indra penciuman Varsha, perempuan yang tengah duduk di sudut kafe salah satu coffee shop di tengah kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma kopi menyeruak memenuhi ruangan bernuansa hitam putih itu, menusuk indra penciuman Varsha, perempuan yang tengah duduk di sudut kafe salah satu coffee shop di tengah kota. Varsha tersenyum kepada pelayan yang mengantarkan kopi pesanan, mengucapkan terima kasih. Segelas latte art berbentuk daun terhidang di atas meja yang Varsha tempati. Bukan hanya segelas caffe latte yang menemani Varsha, ada sepotong cheese cake juga.


Varsha memesan cheese cake karena rekomendasi dari pelayan yang mengatakan jika ini yang paling sering di pesan oleh pengunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Varsha memesan cheese cake karena rekomendasi dari pelayan yang mengatakan jika ini yang paling sering di pesan oleh pengunjung. Karena belum pernah berkunjung ke kafe ini, jadilah Varsha memesan yang pelayan rekomendasikan. Penasaran dengan rasa kue paling terlaris ini, mendorong Varsha untuk segera mencicipinya.

Kue lembut itu menyentuh lidah Varsha, perempuan itu mencoba menelaah rasa dari kue yang dia makan. Cukup waktu lama bagi Varsha untuk bisa menentukan apakah kue ini enak atau tidak. Varsha menaruh sendoknya di sisi kue, rasa kue ini enak, hanya saja tidak sesuai dengan lidah kampungan milik Varsha. Ini pertama kali Varsha mencicipi kue seperti ini, dia memesan ini juga karena bukan dirinya yang akan membayar.

Varsha berada di kafe ini untuk menunggu seseorang, seseorang yang akan membayar minuman dan makanan yang dirinya pesan. Mungkin, seseorang itu juga yang akan membayar Varsha mahal. Jangan salah paham. Varsha bukan perempuan yang sedang bertemu dengan pelanggannya seperti pelacur. Varsha di sini untuk menemui seseorang yang akan menjalin kerja sama dengannya, ya, Varsha menganggapnya sebagai kerja sama. Dia membantu seseorang itu, dan orang itu membayar bantuan yang Varsha berikan.

Varsha melirik jam dinding yang berada di kafe, sudah hampir setengah jam dia berdiam diri di sini. Minumannya juga sudah habis setengah, tapi orang yang di tunggu tidak kunjung datang. Varsha mulai gelisah dalam duduknya, menaikkan salah satu kakinya ke atas kaki yang satu lagi, bersila. Ketika Varsha duduk bersila, paha mulusnya terekspos karena dress yang dia kenakan sangat pendek, di atas lutut.

 Ketika Varsha duduk bersila, paha mulusnya terekspos karena dress yang dia kenakan sangat pendek, di atas lutut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAYAR DI MUKA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang