“Aku ingin mempercepat pernikahanku dengan Varsha”
Baskara menatap serius kedua orang tuanya yang sedang menyantap makan malam. Setelah mengantarkan Varsha pulang, Baskara memilih untuk tidak kembali ke kantor, dia memilih mendatangi rumah orang tuanya, mengutarakan keinginannya itu.
Veni tampak terkejut. “Dia masih mau menikah denganmu setelah melihat kau bercinta dengan Clara?”
Veni kira pernikahan Baskara dengan Varsha akan batal, karena dia melihat Varsha menatap Baskara penuh kebencian, matanya memancarkan kekecewaan yang mendalam. Lagi pula, siapa yang tidak akan kecewa ketika mendapati kekasihnya bercinta dengan perempuan lain?
“Kau bercinta dengan Clara?” tanya Wijaya, lebih terkejut dengan fakta ini dari pada keinginan Baskara yang ingin mempercepat pernikahannya. “Di depan Varsha?”
“Aku kelepasan”
“Kau kelewatan, Bas!” Wijaya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh anaknya itu. “Kau berniat menikahi Varsha, tapi kau malah bercinta dengan perempuan lain? Kau punya otak kan, Bas?! Apa tadi kau bilang?! Kau kelepasan?! Kau yang terlalu liar!”
Baskara menatap Wijaya. “Aku tahu aku salah, Pa. Aku tidak tahu apa yang Clara kasih ke minumanku, aku merasa bergai..”
“Aku tidak butuh penjelasanmu!” potong Wijaya. Kali ini Wijaya benar-benar tidak bisa menerima sikap Baskara. Biasanya dia akan menganggapnya biasa saja, dan membebaskannya. “Kau belum siap menikah, Bas!”
“Pa!” Baskara menatap Wijaya dengan wajah memohon. “Aku sudah mempersiapkan semuanya”
Wijaya menggeleng. “Tidak. Kau hanya mempersiapkan bagian luarnya saja, tapi di dalam” Wijaya menunjuk dadanya. “Kau belum siap, kau hanya memikirkan nafsumu. Lebih baik kau tidak usah menikah”
“Aku akan tetap menikahi Varsha”
“Kenapa kau tidak menikahi Clara saja?! Bukankah kau habis bercinta dengannya?! Kau tidak perlu susah payah melibatkan perempuan lain, kau nikahi saja perempuan yang mau denganmu!”
“Papa!” tegur Veni, menatap Wijaya memperingati.
“Aku hanya menginginkan Varsha yang menjadi istriku”
“Kau egois, Bas! Kau akan membawa Varsha ke kehidupanmu yang masih berantakan itu! Kau belum bisa meninggalkan kehidupan bebasmu itu! Kau kira, dengan kau menikah, kau hanya perlu statusnya saja?!” Wijaya menggelengkan kepalanya. “Tidak, kau harus mempertanggungjawabkan istrimu, perasaannya yang nanti akan terluka jika kau berbuat kesalahan. Kau harus memikirkan itu! Kau tidak bisa menikah jika masih memikirkan dirimu sendiri!”
“Aku akan tetap menikahi Varsha, meskipun Papa dan Mama tidak setuju” tegas Baskara. Bagaimana pun, dia akan tetap menikahi Varsha. Dia menginginkan Varsha menjadi miliknya, Baskara tidak akan melepaskan Varsha.
“Aku tahu kau memaksanya!”
Baskara menatap Wijaya tidak terima. “Aku tidak memaksanya, Pa! Varsha juga mau menikah denganku”
Varsha mau menikah dengan Baskara karena perempuan itu terikat kontrak dengannya, dia membayar Varsha. Mau tidak mau, Varsha harus menikah dengan Baskara. Jika bukan karena sudah terlanjur menandatangani kontrak, mungkin Varsha tidak akan pernah mau menikah dengan laki-laki sepertinya. Laki-laki penjahat kelamin, itulah ungkapan yang Varsha katakan padanya.
“Pa, ini salah Mama. Mama yang sudah menjebak Baskara” lerai Veni, memisahkan anak dan ayah yang saling melemparkan tatapan tajam itu. “Mama pikir dengan Varsha memergoki Baskara bercinta dengan Clara, Varsha akan membatalkan pernikahannya. Ternyata Mama salah, Varsha serius dengan Baskara, dia mempertahankan pernikahan mereka”
Veni memang merencanakan semua ini, mengatur semuanya bersama Clara. Ini juga ide dari Clara, perempuan itu mengajukan diri untuk merayu Baskara sementara Veni yang akan menggiring Varsha ke ruangan Baskara. Veni kira Clara hanya akan merayu biasa saja, ternyata mereka benar-benar sampai melakukannya. Veni hanya menginginkan Varsha salah paham melihat Baskara dan Clara yang dekat. Bukan hanya salah paham, tapi Varsha dibuat kecewa melihatnya.
Wijaya balik menatap Veni kecewa. “Mama juga kelewatan, Ma. Mama kira perasaan seseorang bisa Mama permainkan sesuka hati Mama? Varsha juga bisa merasakan kecewa”
“Mama tahu kalau Mama kelewatan, Pa”
“Kalian sama saja” Wijaya bangkit dari duduknya. “Papa kecewa dengan yang kalian lakukan kali ini”
Wijaya meninggalkan meja makan, meninggalkan makanannya yang masih utuh. Wijaya kecewa dengan yang di perbuat oleh istrinya maupun anaknya, mereka sudah kelewatan, mereka sama saja mempermainkan Varsha.
Veni beralih menatap Baskara. “Bas, Mama..”
Baskara bangkit dari duduknya, menghentikan ucapan Veni. “Sudah cukup, Ma. Sudah cukup dengan yang hari ini. Aku akan menganggap hari ini sebagai kesalahan aku karena aku yang melakukannya dengan Clara”
Baskara melangkahkan kakinya meninggalkan meja makan. Benar kata Varsha, Clara merencanakannya dengan Mamanya. Pantas saja terasa mencurigakan, kebetulan sekali Varsha dan Mamanya datang di waktu yang begitu pas.
*****
Varsha menghela napas untuk ke sekian kalinya, menarik perhatian Lina yang sedang fokus dengan layar ponsel. Setiap kali Varsha menghela napas, helaan napas itu terdengar begitu berat dan membuyarkan fokus Lina.
“Kali ini apa lagi yang kau pikirkan?” tanya Lina seakan sudah hafal dengan situasinya. Pasti sedang ada yang di pikirkan oleh Varsha.
Varsha menghela napas sekali lagi. “Aku melihat Baskara bercinta dengan perempuan lain”
“Lalu?” tanya Lina tampak biasa saja.
Varsha menarik matanya menatap Lina tidak percaya. “Lalu?” ulangnya.
Lina mengangguk. “Aku harus bereaksi seperti apa lagi. Biasa saja bukan jika dia bercinta dengan perempuan lain? Dia bebas melakukannya, lagi pula kau bukan kekasihnya” Lina menatap Varsha dengan mata memicing. “Kecuali kalau kau menyukainya, baru kau akan bereaksi berlebihan” tuduhnya.
Varsha terdiam. Tidak mungkin. Dia bereaksi berlebihan pasti karena terkejut melihat kegiatan yang di lakukan oleh Baskara. “Kau bayangkan Lina, kau melihatnya langsung. Kau melihat bagaimana perempuan itu mendesah di pangkuan laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suamimu”
“Biasa saja”
“Biasa saja?” ulang Varsha, menatap Lina tidak percaya.
Lina kembali mengangguk. “Ya, biasa saja. Ibaratnya kau tidak sengaja memergoki pasangan yang tengah bercinta”
“Tapi, dia akan menikah denganmu”
Lina menatap Varsha lama, mencoba meneliti maksud sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Varsha. “Kau lupa kalau kau menikah dengan Baskara karena dia membayarmu untuk jadi istri bayarannya?”
“Aku tidak lupa”
“Nah, itu” Lina menunjuk Varsha sekilas. “Kau hanya perlu ingat itu saja, jangan membawa perasaan ketika bekerja. Ini pengalaman pertamamu bekerja di Secret. Jika kau melibatkan perasaanmu saat bekerja, maka kau tidak akan bisa melanjutkan hidupmu setelah pekerjaanmu selesai. Kau pikir, bagaimana orang-orang yang bekerja di Secret bisa terus menerima pelanggan?”
Varsha terdiam. Mereka semua sudah ahli mengendalikan perasaan mereka, mengesampingkan perasaan pribadi saat bekerja. Mereka profesional, tidak seperti Varsha yang masih pemula.
“Mereka tidak pernah melibatkan perasaannya saat bekerja karena mereka tahu posisi mereka. Intinya sadar diri, Varsha. Aku mengatakan ini kepadamu bukan karena aku tidak ingin kau bahagia, tapi aku tidak ingin kau nantinya kecewa. Dia menyewamu untuk jadi istri bayaran, bukan menjadi istri sungguhan. Dia tidak mencintaimu”
Varsha mendengus kesal. “Kau tidak perlu mengatakannya secara langsung seperti itu. Aku juga tahu posisiku, aku tidak akan melibatkan perasaanku. Aku hanya terkejut melihatnya”
Lina menatap Varsha dalam. “Tatapan matamu sudah berubah Varsha, aku tahu kau cemburu. Ada kecemburuan yang tersembunyi di sana”
“Aku tidak cemburu”
Bagaimana pun Varsha menyangkalnya, api cemburu itu terlihat begitu jelas di mata perempuan itu. Tanpa sadar dia menaruh rasa kepada Baskara, meskipun hanya setitik rasa saja. Setitik yang lama-lama akan membesar jika tidak segera di hapus. Varsha harus segera membentengi dirinya sebelum semakin jauh terjebak di jurang yang nantinya membuatnya susah menyelamatkan diri.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
BAYAR DI MUKA (TAMAT)
Romance(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!) WARNING!! (21+) Hutang sebesar 200 juta yang di tinggalkan oleh ayah Varsha, membuat Varsha harus membanting tulang untuk mencari uang. Segala pekerjaan dia lakukan, tapi hanya cu...