BAB 35

4.7K 146 3
                                    

Mata Baskara berfokus menatap ke arah berkas yang berada di tangannya, berkas laporan dari keuangan terkait laba dan rugi per bulan tercatat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Baskara berfokus menatap ke arah berkas yang berada di tangannya, berkas laporan dari keuangan terkait laba dan rugi per bulan tercatat. Baskara mengernyitkan dahinya, dia membalikkan laporan ke halaman sebelumnya, kemudian mengecek halaman yang tadi. Hal itu Baskara lakukan berulang kali untuk memastikan apakah ada kesalahan dari laporan tersebut. Setelah di rasa sesuai, Baskara membubuhi tanda tangannya di halaman paling depan berkas itu.

“Katakan kepada kepala keuangan jika Saya meminta laporan arus kas untuk di kirimkan ke email Saya” ucap Baskara, memberikan berkas itu kepada Dinda.

“Baik, Pak. Saya akan segera menyampaikannya”

Dinda menatap ke arah Baskara yang kembali sibuk dengan berkasnya yang lain. Andai saja dia bisa memiliki Baskara, pasti akan terasa lebih menyenangkan saat dirinya bekerja sambil merajut kasih dengan atasannya itu.

Baskara sedikit mengangkat kepalanya saat menyadari Dinda masih berdiri di depan mejanya. “Apa lagi yang kau tunggu, Dinda?”

Dinda tersadar dari lamunannya. “Tidak ada, Pak” ucapnya gelagapan, tapi Dinda masih belum beranjak juga. “Apa Saya tidak memiliki kesempatan lagi?”

Baskara kembali menatap Dinda dengan kedua alis yang bertaut. Butuh beberapa detik sampai dia mengerti apa yang di maksud oleh sekretarisnya itu. “Kau tidak memiliki kesempatan apa pun. Buang semua harapanmu jika kau masih ingin bekerja denganku. Dan berhenti menatapku penuh cinta, Dinda. Jika istriku menyadarinya, dia akan marah padaku”

Dinda menganggukkan kepalanya. “Saya akan tetap menunggu, Pak. Jika Anda butuh seseorang untuk menemani Anda, Saya akan selalu bersedia menemani”

“Saya tidak butuh. Saya sudah memiliki seorang istri yang akan menemani Saya sepanjang waktu”

“Kalau Anda merasa bosan dengan istri Anda, Saya bisa Anda jadikan cadangan. Saya tidak masalah jika dijadikan selingkuhan, dan Saya akan pastikan rahasia di antara kita terjaga dengan baik, Pak”

Baskara berdecih. ”Saya tidak berminat dengan penawaranmu, Dinda”

Baskara salah mengambil langkah, dia tidak menyangka jika tidur sekali bisa membuat Dinda semakin berani mengungkapkan perasaannya. Sekretarisnya itu masih terus mengejarnya meskipun tahu dirinya sudah memiliki istri. Jika terus begini, Baskara tidak bisa bekerja dengan Dinda lagi, dia sudah merasa terganggu dengan tingkah Dinda yang terkesan begitu menginginkannya.

Dinda tersenyum. “Hubungi Saya jika Anda berubah pikiran, Pak” ucapnya. Kemudian, Dinda melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Baskara.

Baskara melemparkan bekasnya secara asal, punggungnya dia sandarkan ke kursi. Baskara memijat kepalanya yang terasa pusing, matanya dia pejamkan. Dia sudah merasa cocok dengan kinerja Dinda selama ini, perempuan itu bekerja dengan begitu baik. Tapi, Dinda tidak bisa mengendalikan perasaan pribadinya, dia sering membahasnya dengan Baskara. Berkali-kali Baskara menolaknya, Dinda masih belum menyerah juga.

BAYAR DI MUKA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang