BAB 36

4.4K 140 8
                                    

Varsha terduduk di dalam sebuah kafe, menatap keluar jendela kafe, melihat jalanan yang ramai dengan orang berlalu lalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varsha terduduk di dalam sebuah kafe, menatap keluar jendela kafe, melihat jalanan yang ramai dengan orang berlalu lalang. Setelah perdebatan singkat dengan Baskara, Varsha memutuskan untuk pergi keluar, mencari ketenangan.

Di tengah-tengah perjalanannya, Varsha mengecek ponselnya, dan menemukan pesan dari nomor baru. Ponsel yang tidak dia cek dari pagi, dan dia baru melihat pesan itu saat ingin menghubungi Lina. Varsha mengurungkan niatnya untuk menghubungi Lina, dia lebih tertarik dengan orang yang mengirimkan pesan padanya, Clara. Varsha berada di sini untuk menunggu Clara, dia menyetujui permintaan Clara yang ingin menemuinya.

“Kau sudah lama menunggu?” tanya Clara, duduk di kursi yang berada di depan Varsha.

Varsha menarik matanya untuk menatap Clara. Ada yang berbeda dari perempuan itu, badan Clara terlihat lebih berisi dari pada sebelumnya. “Aku baru sampai” jawabnya, tidak mau terlalu mengurusi kondisi badan Clara.

Clara menganggukkan kepalanya, memesan minuman pada pelayan yang datang menghampiri mejanya. “Aku pesan jus alpukat saja” ucap Clara kepada pelayan.

Varsha menatap Clara. “Kau tidak ingin memesan kopi? Biasanya kau selalu meminum kopi”

Seingatnya, setiap kali mereka keluar bersama dengan Veni, Clara selalu memesan kopi. Mereka sering bertemu tanpa direncanakan karena Veni selalu mengajak Clara saat menguji Varsha, dan Varsha memperhatikan apa saja yang di pesan oleh Clara dan Veni. Walaupun bukan pencinta kopi seperti Baskara, Clara menyukai cappuccino karena itu minuman yang selalu dia pesan.

Clara menggelengkan kepalanya. “Aku harus meminum-minuman yang tidak mengandung kafein”

Varsha mengangguk-anggukkan kepalanya. Mungkin Clara dalam program diet. Varsha tidak peduli juga, dia memilih menyeruput latte yang sudah dia pesan sebelum Clara datang.

“Apa yang ingin kau bicarakan padaku?” tanya Varsha, menatap Clara. “Aku menyetujui ajakanmu karena aku sedang berada di luar saja”

Padahal Varsha keluar karena berdebat dengan Baskara. Tidak mungkin Varsha membongkar hubungannya dengan Baskara di depan Clara, seorang perempuan yang mengincar Baskara untuk menjadi suaminya. Clara termasuk perempuan yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Baskara, bahkan sampai bercinta dengan laki-laki itu. Membayangkan percintaan Clara dan Baskara membuat Varsha kesal sendiri.

Clara balik menatap Varsha. “Apa Baskara sering menyentuhmu? Dia mengatakan padaku jika dia tidak mau menyentuh perempuan yang sama lebih dari sekali, makanya dia tidak mau menikah denganku”

Varsha mendengus dalam hati. Baskara mengatakan itu kepada semua perempuan yang pernah dia tiduri. Varsha yakin jika itu hanya akal-akalan Baskara saja agar dia tidak terlibat dengan perempuan yang sama. Baskara pasti ingin mencicipi segala rasa dari perempuan yang berbeda. Buktinya, laki-laki itu sering bercinta dengannya, karena Varsha sudah di bayar di muka. Baskara akan rugi jika tidak sering memakainya.

BAYAR DI MUKA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang