Baskara memapah Varsha untuk masuk ke dalam rumah. Berkali-kali Varsha mengatakan jika dirinya tidak perlu di papah, tapi laki-laki itu tetap tidak mau mendengarkan, tangan Baskara selalu melingkar di pinggang Varsha, mengiringi langkah kakinya secara bersamaan.
“Mbok” panggil Baskara sesampainya di dalam rumah, matanya mengedar mencari keberadaan Mbok Marni.
“Iya, Pak” sahur Mbok Marni. Perempuan itu datang dari arah dapur, menghampiri asal panggilan dari Baskara. Mbok Marni terkejut sekaligus senang melihat Varsha yang kembali ke rumah. “Ibu tinggal di sini lagi, Bu?”
“Jelas, Mbok. Varsha istri Saya, dia akan tinggal bersama Saya” jawab Baskara, mendahului Varsha.
Varsha hanya bisa tersenyum, sedikit menelengkan kepalanya. Mbok Marni merasa senang mendengar kabar majikannya yang kembali berbaikan. Baskara menghela tubuh Varsha untuk duduk di sofa dengan Mbok Marni yang mengekor di belakang mereka.
Setelah mendudukkan Varsha di sofa, Baskara membalikkan badan, menatap Mbok Marni. “Mbok, tolong ambil barang belanjaan yang di mobil, sama di sana ada susu ibu hamil, tolong di seduh untuk Varsha” Baskara menyerahkan kunci mobilnya kepada Mbok Marni.
Sebelum ke rumah, Baskara sempat mampir di apotek, membeli susu ibu hamil untuk Varsha. Dokter menyarankan Varsha sering meminum susu ibu hamil demi menguatkan kandungannya. Tentu Baskara langsung membelinya jika itu demi kebaikan anaknya.
Mbok Marni melirik Varsha. “Ibu hamil?” tanyanya.
Varsha mengangguk sambil tersenyum. “Iya, Mbok, terjadi begitu saja”
“Selamat atas kehamilannya, Bu” Mbok Marni beralih menatap Baskara. “Selamat, Pak, sebentar lagi Bapak menjadi seorang ayah”
Hati Baskara menghangat mendengar jika dirinya akan menjadi seorang ayah. Baskara tersenyum kepada Mbok Marni. “Terima kasih, Mbok”
Mbok Marni mengangguk, membalikkan badannya untuk melaksanakan perintah dari Baskara, mengambilkan barang belanjaan yang ada di dalam mobil majikannya itu.
Baskara mendudukkan bokongnya di sofa, di sebelah Varsha. “Kau ingin memakan sesuatu?”
Varsha menggeleng, dia tidak menginginkan apa pun. Tidak ada makanan yang sedang Varsha inginkan, membayangkan makanan saja sudah membuatnya merasa mual. “Aku sedang tidak mau apa-apa, Bas”
Baskara mengangguk, tangannya mengusap perut Varsha. “Mungkin anak kita menginginkan sesuatu, Varsha. Kau ingat apa kata dokter? Dia menyuruhmu untuk tetap makan seperti biasa”
Baskara mengangkat kepalanya menatap Varsha. “Aku akan meminta Mbok Marni untuk menyiapkan makanan”
Baskara segera bangkit dari duduknya, melangkahkan kakinya menuju dapur. Mbok Marni sudah membawa tas belanjaannya ke dapur, dan mengeluarkan beberapa kotak susu ibu hamil yang di beli oleh Baskara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAYAR DI MUKA (TAMAT)
Romance(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!) WARNING!! (21+) Hutang sebesar 200 juta yang di tinggalkan oleh ayah Varsha, membuat Varsha harus membanting tulang untuk mencari uang. Segala pekerjaan dia lakukan, tapi hanya cu...