BAB 24

7K 178 10
                                    

Varsha membuka matanya, merasakan sebuah tangan melingkar di pinggang, memeluknya dengan begitu posesif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varsha membuka matanya, merasakan sebuah tangan melingkar di pinggang, memeluknya dengan begitu posesif. Pipi Varsha bersemu merah, bayangan percintaan mereka semalam kembali terbayang, berputar-putar di benak Varsha. Dia menyerahkan dirinya kepada Baskara, suami yang membayarnya. Mengingat kenyataan jika dirinya hanya istri bayaran sedikit membuat hati Varsha terasa di cubit. Andai saja mereka suami istri sungguhan, mungkin rasanya akan lebih menyenangkan.

“Kau memikirkan yang semalam?”

Varsha menoleh ke belakang, menemukan Baskara yang menyembulkan kepalanya, menatap ke arahnya dengan senyum lebar, tapi tampak menyebalkan di mata Varsha. Perempuan itu memutar bola matanya kesal. “Kau terlalu percaya diri. Aku tidak mungkin memikirkan yang semalam, permainanmu tidak begitu hebat sampai harus aku pikirkan”

Baskara mencibir. “Kau yakin? Aku melihat pipimu bersemu merah. Apa kau lupa jika semalam kau menjerit kenikmatan di bawahku?”

Varsha memalingkan mukanya, pipinya semakin memanas. “Kau tidak begitu hebat, Bas!”

Baskara terkekeh. “Aku tidak percaya dengan kata-katamu. Atau kau ingin aku mengulanginya lagi agar kau menyadari seberapa hebat permainanku?” Tangan Baskara bergerak nakal di balik selimut, meremas dada Varsha yang memang mereka masih telanjang bulat.

“Baskara!” Varsha menepis tangan Baskara. “Kau lupa jika kau mengatakan tidak suka menyentuh perempuan yang sama lebih dari sekali?”

Baskara terdiam. Benar, dia pernah mengatakan itu kepada Varsha. Tapi, Baskara masih menginginkan Varsha, perempuan itu berbeda. Baskara selalu menginginkan dirinya berada di dalam tubuh Varsha.

“Jadi, malam tadi pertama kali dan terakhir kalinya kau menyentuhku”

“Kata siapa, Varsha?” Baskara membalikkan tubuh Varsha agar menghadap padanya, perempuan itu menatap Baskara dengan dahi berkerut. “Aku akan terus menyentuhmu, aku berubah pikiran. Aku selalu menginginkanmu, aku mengakuinya. Aku mungkin tergila-gila padamu”

“Kau baru menyentuhku sekali, bagaimana kau bisa tahu jika kau tergila-gila padaku”

Tangan Baskara menarik tangan Varsha untuk menyentuh kejantanannya yang menegang. “Kau merasakannya? Aku menginginkanmu lagi, bahkan setelah kita bercinta semalam”

Varsha terkejut merasakan benda yang mengeras itu, tapi terasa lembut di tangannya, menyalurkan panas, dan bergerak. Varsha menarik tangannya, tapi di tahan oleh Baskara.

“Aku berjanji, aku tidak akan menyentuh perempuan lain lagi jika itu yang kau khawatirkan. Aku tidak akan sempat memikirkan perempuan lain karena aku hanya akan memikirkanmu. Kau begitu memabukkan, Varsha”

Baskara menindih tubuh Varsha, menempatkan dirinya dengan begitu pas. Bibirnya sudah berada di atas bibir Varsha, melumatnya dengan lembut. Sementara tangan Baskara meremas dada Varsha, memberikan rangsangan yang membuat Varsha menahan desahannya.

BAYAR DI MUKA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang