BAB 29

5.6K 155 7
                                    

Guys, tolong bantu rekomendasiin cerita ini ke teman-teman kalian yaaa

Dan buat yang udah kasih dukungan, aku ucapin terima kasih sebanyak-banyaknyaa

Varsha mengaduk-aduk kopi yang baru dia seduh, kopi hitam tanpa gula untuk Baskara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varsha mengaduk-aduk kopi yang baru dia seduh, kopi hitam tanpa gula untuk Baskara. Laki-laki itu sudah pulang dari kantor, dan sedang menyibukkan dirinya di ruang kerja. Sepertinya Baskara termasuk laki-laki yang suka bekerja karena selama tinggal bersama Baskara, Varsha lebih sering melihat laki-laki itu kembali bekerja meskipun sudah bekerja di kantor. Baskara berhenti bekerja hanya saat bercinta dengannya saja.

Varsha memukul pelan sendok di sudut gelas, kemudian memindahkan sendok itu ke wastafel. Varsha membawa kopi itu dengan hati-hati, memasuki ruang kerja Baskara. Varsha menemukan Baskara yang berfokus ke layar laptop.

“Apa pekerjaanmu begitu banyak?” tanya Varsha, menaruh kopi itu di atas meja kerja Baskara.

Baskara sedikit mengangkat kepalanya, menatap Varsha. “Ada pekerjaan yang belum aku selesaikan di kantor”

“Kau bekerja dari pagi sampai sore, Bas. Apa yang kau lakukan selama di kantor sampai pekerjaanmu di bawa pulang?!”

Varsha tidak masalah jika Baskara sibuk bekerja, tapi dia bosan, sudah di siang hari hanya berdiam diri dan berbicara dengan Mbok Marni saja. Malamnya, Varsha tetap harus melakukan aktivitasnya sendiri karena Baskara sibuk di ruangan kerjanya.

Baskara mengernyit heran saat mendengar suara Varsha yang meninggi. “Kenapa, Varsha? Kenapa kau tiba-tiba jadi marah begitu?”

Varsha menggelengkan kepalanya. “Tidak apa-apa. Aku hanya merasa heran. Apa kau melakukan hal lain di kantormu sampai pekerjaanmu tidak selesai? Apa mungkin kau bercinta di sana dengan perempuan lain?”

“Apa maksudmu? Kantorku bukan tempat untuk bercinta!”

Varsha tertawa sinis. “Kau bercinta di sana dengan Clara, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Bukankah kau sering melakukannya?!”

“Kenapa kau malah mengungkit-ungkit Clara, Varsha?! Kau bilang akan melupakan apa yang aku lakukan sebelum kita menikah!”

Varsha mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia memang ingin melupakannya, tapi bayangan itu kembali menyergapnya. Varsha merasa khawatir jika Baskara kembali bercinta di kantornya yang menyebabkan pekerjaannya tidak pernah selesai. Laki-laki itu selalu membawa pulang pekerjaannya. Bukankah hal itu patut dicurigai?

“Aku akan tidur, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu itu! Aku tidak akan memedulikanmu!” ucap Varsha, melangkahkan kakinya hendak keluar dari ruangan kerja Baskara.

Baskara segera bangkit dari duduknya, menahan tangan Varsha. “Kau kenapa, Varsha?! Aku bingung denganmu yang tiba-tiba saja marah tidak jelas!”

Varsha menarik tangannya dengan kasar. “Lepas!” sentaknya. Varsha menatap Baskara tajam. “Kau bisa saja membohongiku, dan kau bercinta dengan perempuan lain di belakangku!”

BAYAR DI MUKA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang