Sebulan lamanya Varsha harus datang tepat waktu ke mana pun Veni menyuruhnya. Selama sebulan Varsha sibuk menghadapi pengujian yang disebutkan oleh Veni, pengujian yang lebih tepat disebut dengan uji kesabaran, bukan uji seberapa cintanya Varsha kepada Baskara. Benar yang di katakan Baskara, Varsha akan di buat sibuk oleh Veni.
Bukan hanya bertemu di rumah saja, terkadang Varsha di bawa berkeliling mall, menemani Veni dan Clara yang sibuk mengunjungi toko tas, sepatu, baju, bahkan toko perhiasan. Varsha yang mengikuti mereka dari belakang, berjalan berbarengan dengan pelayan yang bertugas membawakan barang belanja Veni dan Clara. Varsha sesekali membantu membawa barang belanjaan, merasa tidak tega melihat pelayan yang membawa paper bag begitu banyak, sepertinya dia lebih cocok menjadi pelayan saja dari pada harus menjadi calon istri Baskara.
Tidak sampai di situ saja, Veni menguji keahlian Varsha memasak di dapur. Veni mengajak Varsha membuat kue kesukaan Baskara, dan Varsha menyetujuinya saja, walaupun hasilnya tidak sesuai harapan. Selama memasak itu, Veni bersenda gurau dengan Clara.
Varsha melirik ke arah meja yang di tempati oleh Veni dan Clara, mereka sedang berada di tempat les membuat kue, kue kesukaan Baskara. Di depan sana, ada seorang pastry chef yang mengajari mereka langkah-langkah membuat almond cake, kue yang katanya kesukaan Baskara.
Varsha mengikuti arahan pastry chef, mencampurkan beberapa bahan kue sesuai dengan berat yang di beri tahu oleh pastry chef. Di sini, Varsha membuat kue sendirian, sementara Veni dan Clara membuat kuenya bersama. Varsha mendengus kesal. Tidak adil. Jika memang ingin melihat siapa yang layak, harusnya Clara membuat kue sendirian.
Setelah mencampurkan semua adonan, dan di masukkan ke dalam loyang bulat, Varsha memasukkan kuenya ke dalam oven dengan suhu 165°C. Varsha menunggu kuenya matang selama kurang lebih 30 menit, dan saat kue di keluarkan, Varsha merasa yakin jika kuenya berhasil.
Terlihat di meja yang Veni dan Clara tempati, kedua orang itu tertawa senang melihat hasil kue bikinan mereka. Varsha yang merasa dirinya hanya sendirian, menata kuenya dengan perasaan dongkol.
"Aku akan mencicipi kuemu" ucap Veni, berdiri di depan meja Varsha.
Varsha mengangkat kepalanya, tersenyum kepada Veni. "Aku akan memotongnya" Varsha mencoba memotong kue bikinannya, dahinya mengernyit. Kue yang dia buat susah di potong, terasa begitu keras. Apa pisaunya kurang tajam?
"Kenapa?" tanya Veni. "Kau tidak bisa memotongnya?"
Pastry chef menghampiri meja Varsha. "Apa kuenya tidak berhasil?" tanyanya, melirik kue yang Varsha buat.
Varsha tersenyum dengan wajah meringis. "Kuenya tidak bisa di potong"
"Coba aku lihat" Pastry chef mencoba memotong kue bikinan Varsha dengan pisau, dia mengernyit heran. Kemudian, pastry chef memukul-mukul kue buatan Varsha, terdengar bunyi seperti memukul benda keras. "Sepertinya ada kesalahan dengan resepnya. Tidak apa-apa gagal di percobaan pertama"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAYAR DI MUKA (TAMAT)
Lãng mạn(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!) WARNING!! (21+) Hutang sebesar 200 juta yang di tinggalkan oleh ayah Varsha, membuat Varsha harus membanting tulang untuk mencari uang. Segala pekerjaan dia lakukan, tapi hanya cu...