Menjadi yang pertama kali selamat, tidak semata-mata membuat Komori motoya tenang.
Gadis itu sudah sampai di rumah sakit sejak sepuluh menit lalu, menunggu ennoshita di tangani, syukurlah darah-darah itu sebatas halusinasi, enno hanya terserempet dan syok, alhasil dia pingsan.
Tapi karna stress dan ketakutan berlebihan, motoya justru beranggapan ennoshita tertabrak dengan darah yang mengalir di semua tubuh temanya.
Setelah berhasil memastikan ennoshita baik-baik saja, langkah nya kali ini tengah berjalan ke ruangan lain, ia di beri kabar kalo hirugami sudah sampai rumah sakit sejak setengah jam yang lalu.
"Komori motoya?"
Blum sempat si perempuan berhenti, dua orang laki-laki yang sebelumnya ikut dengan rombongan Abah dan beberapa kyai lain, kini menghampiri
"Mas hiru gimana?"
"Dia udah di tanganin, sejauh ini gapapa tapi karna dokter takut luka di perut nya infeksi, jadi dokter nyaranin buat di lakuin operasi kecil."
Detik itu juga motoya menghela nafas lega, ia tidak bisa membayangkan sebesar apa rasa bersalahnya kalau sampai hirugami tidak terselamatkan.
"Tapi tadi dokter bilang mereka butuh donor darah, sachirou terlalu banyak kehilangan darah, kita berdua mau cek apa bisa ikut mendonorkan"
"Kalo gitu aku juga ikut" Seru satu-satunya perempuan yang ada di sana
Tiga hari kemudian
Jemari lentik milik komori motoya, memutar kenop pintu rumah sakit, mendorong perlahan agar tidak mengangguk pasien di kamar lain "Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Sautan lembut terdengar dari dalam
"Eh? mas hiru mau kemana?" Baru saja sampai motoya sudah di kejutkan dengan pasien yang seharusnya beristirahat justru rapih dengan jaket dan tas nya
"Pulang"
Refleks gadis itu berlari saat melihat sachirou hendak mengangkat tas berisikan baju dan barang-barang keperluan selama ia di rumah sakit.
"Dokter bilang sementara jangan angkat yang berat-berat, nanti jahitan nya kebuka."
Mendengar itu hirugami sempat tersenyum "Ini ga sampe 5 kilo"
"Tetep aja. lagian kok mas hiru udah boleh pulang? bukanya pas itu dokter bilang kemungkinan satu minggu?" Tangan motoya inisiatif untuk merebut paksa tas itu dari genggaman si pasien
Ini sudah hari ke tiga hirugami berada di rumah sakit, tidak ada yang bisa dia lakukan, hanya duduk, tidur dan makan, karna yakin tubuhnya baik-baik saja di tambah lagi masih banyak yang harus ia urus.
Mengenai desa itu, bukti kepolisian, sidang para pelaku dan lain sebagainya, hiru merasa punya tanggung jawab untuk ikut serta menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Alasan-alasan tadi juga yang membuat sachirou mengajukan permintaan pada dokter untuk rawat jalan saja, tapi Alhamdulillah nya dokter bilang keadaan nya cukup stabil tidak ada luka yang perlu di khawatirkan, dengan memohon sedikit dokter mengizinkan hiru pulang hari ini. asalkan mau berjanji tidak melakukan aktivitas terlalu berat untuk beberapa hari ke depan.
"Udah izin tadi"
Motoya menghela nafas "Kalo gitu aku anter sampe rumah"
"Rumah saya jauh, harus naik bus 2 kali."
"Gapapa."
Tanpa persetujuan, si perempuan langsung mengangkat tas tadi.
"Ga usah motoya, itu biar saya aja yang bawa." Minta hiru "Berat saya ga enak, nanti kamu—
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
FanfictionSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...