Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam sedangkan atsumu masih berusaha membujuk sakusa agar kembali dan menyelamatkan diri terlebih dahulu.
Sayangnya laki-laki itu menolak, karna tujuan awal dia keluar itu untuk mencari motoya dan kenma, setidaknya sakusa bisa memastikan dulu keadaan mereka, terlebih lagi teman-teman nya yang lain semuanya masih di sini.
Bahkan kemungkinan terburuk mereka tidak tahu ada sesuatu yang tengah mengancam diri mereka.
"Kita harus kasih tau mereka terang-terangan atau langsung ajak mereka keluar dulu?"
Atsumu melirik laki-laki di samping nya, jujur gadis itu merasa semakin hari sakusa semakin terlihat seperti orang linglung, plaga-plogo, ngangong ga jelas bikin greget aja, tapi maklum mungkin karna terlalu banyak yang terjadi.
Dia yang tadinya jengkel lama-lama jadi kasihan.
"Tergantung situasi, intinya kita balik dulu, semoga yang lain ada di rumah." Jawab atsumu
Begitu lah percakapan mereka sepanjang jalan, harapan tentang teman-teman nya yang ada di rumah, tengah berkumpul menunggu mereka nyatanya sirna.
Saat sampai, tidak ada satupun orang di sana, benar-benar kosong, dengan pintu yang tak terkunci?
Kemana mereka semua?
"Kenapa ga ada orang?"
"Jangan-jangan mereka semua di sekap?" Tebak atsumu asal
"Ha?"
Si perempuan membungkam mulutnya, sesaat ia menunduk lalu menghela nafas "Kayaknya cuman lu yang selamat, gw juga harus cari osamu, gw anter lu sampe gerbang, cepet."
Srekk
Baru mau melangkah atsumu merasa kera bajunya di tarik dari belakang "Anjir." Lagi dan lagi helaan nafas keluar dari mulut miya atsumu, padahal masih ada cari lain buat nahan atsumu, pegang tangan nya kek, pegang pundak juga gapapa jauh lebih baik, tapi kenapa harus kera bajunya yang di tarik.
Segera saja tangan sakusa di tepis dari sana "Lu bisa lebih lembut dikit ga sih cok, lu pikir gw curut apa?!"
"Saya bakal ikut cari osamu."
"Ga lu bakal nyusahin gw doang."
Netra hitam si laki-laki membulat setelah mendengar pernyataan atsumu, sakusa bertanya-tanya apa dia memang se nyusahin itu? "Saya janji ga akan nyusahin kamu."
"Ga pokonya lu harus keluar dengan selamat, abis itu terserah lu mau balik lagi bawa aparat lu dari kota."
"Tapi saya ga bisa selamat sendirian." Mohon sakusa
"Eh lu di kasih nyawa masih aja pilih-pilih, mau nya apa sih? gw tuh berusaha nyelamatin lu yah."
"Tapi keselamatan dan nyawa itu ada di tangan Allah, kalo blum waktu nya saya kenapa-kenapa, yah saya ga akan kenapa-kenapa biar seberbahaya apapun keadaannya."
Ingin rasanya atsumu memperlihatkan kilas balik memory seorang sakusa kiyoomi "Tapi lu selalu kenapa-kenapa, lu gampang terpengaruh, lu punya sisi ga yakin di diri lu sendiri, yang terpenting kalo emang yang lain udah ketangkep berarti semuanya fokus ke elu sakusa." Tegas nya dengan intonasi menggebuh-gebu "Kalo udah kayak gini, bukan cuman bahaya buat lu, tapi buat gw juga."
Sakusa terdiam cukup lama, sekarang dia faham setelah atsumu berbicara hal tadi, memang sering sekali terjadi sesuatu pada dirinya, yang setelah nya harus melibatkan semua orang.
"Tapi saya tetep ga bisa pulang sendiri. maaf atsumu." Kali ini nada bicara yang biasa atsumu dengar ketus berubah jadi lirih.
"Sialan makin menyedihkan aja ini orang"
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
Fiksi PenggemarSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...