Chapter 55

359 71 14
                                    

Waktu terasa begitu lama, pergolakan batin setelah sebuah benda yang coba motoya pertahankan berusaha di minta oleh dua laki-laki di depannya.

"Kita harus keluar dulu dari sini" Seru hirugami dengan nada cukup tegas, netra coklat miliknya menatap tajam seolah tak mau di bantah.

Sekarang komori motoya hanya bisa mengulurkan benda yang sudah mengorbankan satu nyawa hanya demi bisa membawanya keluar, tatapan hirugami berhasil membuat ia takut.

Setelah benda itu ada di tangannya, sachirou kembali berbalik menghadap taketora "Gw bakal kasih ini, sesuai kesepakatan, lu harus pastiin kita selamat."

"Yah sini, tenang aja langsung gw pastiin ga ada yang ngejar kalian berdua"

Tangan kanan hirugami mencengkram kuat bukti yang tengah mereka perebutkan.

Melihat hiru masih dengan penuh keraguan, taketora menghela nafas "Kalian ga punya waktu, bentar lagi ritual nya di mulai"

"Tora, kalo lu mau keluar sama kita, gw janji ga akan bilang siapa-siapa soal kejadian ini" Tutur hirugami, nada suaranya seolah memohon "Cuman kita bertiga yang tau."

"Gw sama motoya bakal lupain kalo lu pernah punya niat jahat sama kita, ini bakal jadi rahasia kita bertiga"

Tampak jelas taketora di buat cukup masuk dengan pembahasan baru mereka, laki-laki itu seolah berpikir dan menimbang-nimbang tawaran hirugami, hingga menunduk dalam.

"Kita keluar sama-sama, lu bisa ikut gw pulang ke pesantren, lu bisa tinggal sama gw" Tangan kiri yang menganggur hirugami ulurkan "Ya? kita temen kan? gw yakin lu masih nganggep kita temen, gw juga sama, terlepas apa niat lu, gw bisa maafin itu selama lu ikut kita balik."

Motoya juga entah kenapa ikut terbawa suasana, ia merasa tersentuh dan yakin kalo Tora pasti mau ikut bersama mereka.

"Tora—

"Cukup hiru! gw bukan Tanaka yang mungkin dengan mudah kalian kelabuhi." Triak taketora, pria itu maju beberapa langkah dan menarik kera baju milik hirugami "Gw ga mau keluar dari desa ini, gw lahir dan di besarin di sini, gw mau desa ini terus di huni."

"Gw ga mau desa ini di hancurin cuman karna bukti kejahatan yang coba kalian ungkap itu." Cengkraman pada kera baju tadi tora lepaskan perlahan "Terserah kalian mau keluar atau tetep di sini, yang jelas rekaman suara itu, sini itu ga boleh ke sebar ke mana-mana."

Dengan berat hati hirugami mengulurkan benda yang mereka sebut rekaman, dengan tangan gemetar si surai coklat mengambil nafas dalam-dalam "Sekarang sesuai janji lu, biarin kita keluar."

Tora tersenyum puas, ia memasukan rekaman itu ke dalam saku celana nya. "Silahkan, semoga masih sempet sebelum ritual nya di mulai" Sempat sejenak melirik motoya masih dengan senyum kemenangan nya.

Motoya benar-benar tidak menyangka kalo hirugami akan memberikan benda itu dengan sangat mudah, padahal dia berusaha membawanya keluar dengan sebuah pengorbanan nyawa.

Seseorang di sel itu, membiarkan dirinya pura-pura menjadi gila, berteriak dan di aniyaya kalah itu, hanya untuk mengambil paksa kunci sel mereka.

Motoya berhasil keluar setelah menerima kunci itu, tapi sebelum benar-benar pergi ia mendapat ancaman, kalo tidak kembali orang itu akan di bunuh, dengan keegoisan dan dorongan dari orang itu, dia lari hingga sampai di sini.

"Bawa bukti ini ke kantor polisi, satu-satunya yang bisa bantu ngungkap kasus 9 tahun cuman ini" Itu adalah janji yang mungkin tidak akan pernah bisa motoya tepati.

Setelah berjalan hampir 15 menit, hirugami tiba-tiba saja berhenti, laki-laki itu menatap sekitar, ia bersandar di salah satu pohon tampak yakin kalo keduanya sudah cukup jauh dari pemukiman.

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang