chapter 48

347 81 26
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 19:30, ennoshita masih tidak bergeming menatap tanaka yang saat ini tengah berdiri sambil memperhatikan langit lewat jendela kayu di rumah itu.

Magrib sudah satu setengah jam yang lalu, isya juga mungkin beberapa menit lagi tapi teman-teman mereka blum kunjung kembali.

Enno ngerasa sedikit khawatir nginget motoya sama kenma blum ada kabar, berharap salah satu yang pergi bisa ketemu sama mereka berdua.

"Mendung" Gumam tanaka pelan namun masih terdengar oleh ennoshita.

Oiya nishinoya sama shirabu posisinya ada di depan pintu, mereka duduk di kursi luar, sedangkan ennoshita sama tanaka ada di ruang tamu, ga terlalu jauh, tapi buat sekarang cuman ennoshita yang bisa ngeliat gerak-gerik gelisah dari Tanaka.

"Mereka pasti baik-baik aja" Mbak enno coba menenangkan

Yang di ajak bicara menoleh sesaat, senyum tipis terparti di bibirnya, dalam keadaan hati yang sungguh tidak bisa di jelaskan, sebuah tuntutan memaksa menjebol masuk ke pikiran pria berkepala plontos itu

Tanaka mengangguk kecil sebagai tanggapan atas kata-kata ennoshita tadi.

"Kedapur bentar ya mbak" Izin si laki-laki meninggalkan ruang tamu.

Sepeninggalan tanaka, kini giliran ennoshita yang penasaran, apa sebenarnya yang di lihat laki-laki itu, tatapan nya terasa sendu sekali seperti banyak pikiran.

Hening....

1 menit

3 menit

5 menit

"Aneh banget, kenapa hari ini kerasa lama dan tegang hawanya." Ia berjalan ke tempat Tanaka berdiri tadi, mendongak sambil menatap langit hitam tanpa bintang itu "Dari pagi pun banyak banget hal yang kita semua alamin."

Srakkk

Trakk

Suara itu berasal dari arah dapur, ennoshita menoleh ke dapur, penasaran apa yang terjadi.

Dengan langkah cepat ennoshita chikara berlari mengecek suara apa itu? "Ada apa? suara apa ta-A!" Jeritnya di ujung pertanyaan.

Bagaimana tidak menjerit, tanaka Ryunosuke yang tadi masih baik-baik saja, yang tadi izin ingin ke dapur entah itu untuk mengambil minum atau ke kamar mandi sekarang dalam keadaan gantung diri.

Iya kalian ga salah baca, Tanaka tengah berusaha menendang-nendang udara dengan kursi kecil di bawa kakinya. leher pria itu terikat sebuah tali tambang berwarna coklat, kedua tangan nya menggenggam tambang yang melingkar di sekitar leher.

"Tanaka!!" Jerit ennoshita untuk kedua kalinya, tanpa sempat berpikir apapun, ennoshita mendekat coba menolong pria itu dalam keadaan dirinya sendiri yang panik

Pikiran nya kalut, bingung mencari pisau untuk menggunting tambang itu. "T-tanaka" Setelah ketemu saking paniknya tali tambang justru sulit untuk di putus, sedangkan tanaka masih sempat berusaha mendorong tubuh ennoshita menjauh dari nya.

Brukk

Tubuh itu sedikit terhuyung hingga menyenggol kursi yang jatuh di bawa kaki Tanaka Ryunosuke "Ah iya pake kursi!" Segera saja, tanpa mempedulikan penolakan dari Tanaka, ennoshita memasang kursi itu dan mengambil kaki si laki-laki agar memijak kursi

"Haaaaa!" Setelah kakinya naik tanaka merasa nafas yang sesak tadi berangsur normal

"Tolong!! Noya shirabu." Jerit ennoshita untuk kesekian kalinya, di posisi ini ennoshita masih berusaha memegangi kaki tanaka saking takutnya pria itu mencoba mendorong kursi di kakinya lagi.

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang