Epilog 2

350 68 6
                                    

Asap mengepul di udara memberikan pertanda bahwa malam panjang penuh perjuangan itu telah berakhir, ritual terakhir berhasil di hentikan, para penjahat dan dalang di balik semua pembunuhan yang terjadi sudah terungkap.

Motif kuat tetua desa menyesatkan semua orang hanya demi memenuhi hasrat prustasi nya akibat di tinggalkan teman-temannya, hampir gila karna terlalu bergantung dan mencintai makhluk secara berlebih-lebihan.

Sakusa kiyoomi di papa turun melintasi pinggir sungai, kepala laki-laki itu terus menoleh ke belakang, melihat para polisi berlalu lalang membereskan semua kekacauan.

"Motoya udah di bawa sama umi ke rumah sakit" Ucap abahnya sembari mengusap lengan sakusa

Kiyoomi mengangguk, dia lega motoya yang sempat ia cari sore tadi ternyata baik-baik saja, tapi entah kenapa hatinya masih tidak tenang.

Menjadi yang paling akhir turun dari area air terjun, teman-teman yang lain sudah ada di depan, terushima bahkan berlari dengan luka nya sembari menggendong suna.

Sakusa seperti berat meninggalkan tempat ini, atsumu jatuh ke sungai di depan matanya sedangkan dia tidak bisa menolong, kalau sampai terjadi sesuatu pada gadis itu kiyoomi akan terus di hantui rasa bersalah.

"Bah, kiyo harus cari atsumu dulu."

Laki-laki setengah baya di samping nya terkejut, beliau memperhatikan wajah putranya, wajah itu memohon amat sangat

"Dia banyak nolong kiyo selama di sini, beberapa kali di selamatin sama dia juga, kiyo bakal ngerasa bersalah kalo diem aja."

"Apalagi atsumu jatuh di depan mata kiyoomi, kiyo janji bakal nyusul kalo sampe matahari naik atsumu blum kiyo temuin"

Setiap harinya di rumah kiyoomi adalah anak yang bisa melakukan apapun sendiri, dia bahkan seperti tidak butuh pertolongan orang lain, jadi saat sakusa mengatakan atsumu banyak menolong nya bukan kah jasa wanita itu begitu hebat.

Punya hak apa beliau melarang putranya balas budi "Kalo gitu sembari nunggu kamu abah bakal liat keadaan desa, sekalian bantuin evakuasi di sana, kamu boleh ikut polisi cari perempuan itu" Benar, beliau mengizinkan "Bawa ini, Abah bakal pinjem hp orang kalo-kalo mau ngehubungin kamu, siapa tau umi nelpon juga"

Sakusa menerima ponsel kecil itu, ia mengangguk sembari mengucapkan terima kasih.

.

.

.



Sesuai permintaan Abah nya sakusa ikut mencari, tapi masih dalam pengawasan kepolisian, mereka menyusuri sepanjang aliran sungai besar di desa haikyu.

Ber meter-meter tapi tanda-tanda keberadaan atsumu masih blum di temukan, sakusa sedikit putus asa, apalagi saat melihat jam, dua puluh menit lagi subuh.

Artinya mereka sudah 3 jam mencari, selain polisi tim sar juga datang dua jam lalu, jadi bukan hanya 3-4 orang, tapi lebih dari 15 orang melakukan pencarian ini.

"Di sini!!" Triak salah satu dari tim sar

Polisi berlari ke sana, aneh nya tim sar yang berteriak itu ada di daratan, maksudnya dia barusan naik dan lumayan jauh dari permukaan sungai, setelah di lihat ternyata itu tetua desa, sudah tergeletak tak bernyawa dengan lebam di sekitar tubuh nya.

Jantung sakusa bergemuruh kuat, tubuh yang terbujur di depannya dalam kondisi luka lebam seolah di pukul berkali-kali oleh seseorang.

"Ambil tandu evakuasi" Perintah ketua tim sar

Melihat orang-orang fokus pada penemuan jasad tetua desa, sakusa memilih segera pergi dari sana, bukan untuk menyusuri kembali sungai itu, tapi masuk ke hutan rimbun.

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang