chapter 24

472 92 34
                                    

Waktu menunjukan pukul setengah delapan malam, sore ini mereka habiskan dengan tetap di mushola sampai waktu isya.

Setelah sholat isya kegiatan selesai dan ke 10 orang itu bersiap untuk kembali ke rumah.

"Ter lu bilang mau ngobrol sama futa kan?" Di tengah perjalanan tanaka bergumam saat ia dan terushima melangkah sejajar "Kebetulan kita ngelewatin rumah nya nih, mau mampir ga?"

"Boleh, biar cepet lah."

"Mau pada kemana?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut sakusa, ia tak sengaja menguping

"Gw sama tanaka mau nemuin si futakuchi itu, lu semua duluan aja"

Mereka pada pandang-pandangan minta pendapat, soalnya udah malem dan takutnya dua orang ini terlibat sesuatu yang tidak di inginkan

"Iya mampir rumah futa doang, deket situ trus balik lagi aman" Tanaka coba meyakinkan

Setelah menerima kata 'aman' dari tanaka, teman-teman nya setuju untuk pulang duluan dan membiarkan teru serta tanaka mengunjungi rumah futakuchi kenji, si penanggung jawab fasilitas di desa ini

Sambil menjelaskan tanaka menunjuk satu rumah di ujung, dia bilang itu rumah futakuchi "Futa seumuran sama kita, dia lebih tua dikit lah, lulus kuliah 2 tahun lalu kek kalo ga salah"

"Dia rada ngeselin sih jujur, gw ga akrab"

"Gantengan siapa gw sama dia?" Tanya teru random sambil menyisir rambutnya

Tanaka sebagai yang di beri pertanyaan sedikit mengangkat alis, lalu tanpa sadar helaan nafas ikut keluar "Gantengan gw"

"Botak"

"Woy kalo gw berambut, ketar-ketir cewe-cewe di luar sana" Tanaka ga kalah pedenya "Beh sekelas ennoshita sama kenma langsung klepek-klepek"

"Idih si narsis, idih idih si narsis"

Teru nih sumpah, selain emosian dia juga suka bikin orang emosi "Ngaca lu juga narsis, jamet"

Hiks

Haaa

Huwaaa

Suara tangisan seorang bayi mengalihkan perhatian keduanya, terushima menyadari lebih dulu lalu menepuk pundak tanaka.

2 detik

1 menit

Hingga 3 menit sudah mereka berdua mencoba mencari dari mana sumber suara itu berasal

"Ini bayi beneran bukan sih?" Tanya terushima 

"Eh bayi nangis dari sini ga sih?" Pertanyaan tanaka justru menjawab keraguan teru tentang manusia benar atau jin yang tengah bersuara itu, tanaka menunjuk dan terlihat seorang perempuan tengah menenangkan bayi mungil yang teru tebak umurnya blum genap satu tahun

"Itu ibunya kerepotoan keknya"

"Ter, kita mau ke futa" Cegah tanaka, enggan mengambil resiko, mengingat rumah siapa yang ibu dan bayi itu pijak "Ga usah aneh-aneh lu."

Tapi yang namanya terushima bawaan nya sudah susah di setir, tanpa pertujukan siapapun teru berlari ke teras untuk menghampiri perempuan itu, melupakan emosi tanaka yang sudah di ujung tanduk "Adek nya kenapa mbak?" Dengan mudah terushima menanyakan hal tersebut

Di sisi lain saat tanaka hendak menyusul juga, ia justru melihat futakuchi keluar rumah, di sana juga ada mang ukai? mungkin mereka akan pergi ke suatu tempat, karna nya tanpa sadar tanaka berlari mengejar futakuchi berniat mencegah yang mengakibatkan di tinggalnya terushima sendirian.

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang