Waktu terasa begitu panjang setelah Osamu di tinggal di dalam sebuah ruangan gelap bersama suna rintarou.
Hanya ada sebuah cahaya kecil dari lentera di sudut ruangan, osamu duduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki yang terikat, sedangkan suna, laki-laki itu berdiri dengan kedua tangan terkunci oleh sebuah borgol di masing-masing tiang.
Kaki suna berdiri sedangkan kedua tangan di rentangkan ke atas, lalu di ikat dengan borgol dan rantai.
"Suna" Panggil Osamu lirih
Setelah sekian lama akhirnya suna mendengar juga sebuah kata keluar dari mulut gadis itu, pasalnya hampir satu jam semenjak ramai-ramai di bawa ke sini Osamu miya terus saja diam.
"Maaf" Sambung samu lagi
Kepala rintarou yang sebelumnya menunduk mulai menatap osamu dengan perlahan, netra teduhnya nampak pasrah.
"Sebenarnya kita ga ngelakuin apapun" Lirih nya
Hening.....
Beberapa detik setelah si perempuan mengatakan itu, tidak ada lagi suara, tanggapan dari suna pun hanya sebuah tatapan saja, laki-laki itu seperti benar-benar pasrah.
"Malem itu pas aku kebangun, aku di paksa buat ngaku kalo kita udah berbuat, kalo aku ga mau kita berdua bakal mati detik itu juga, kepala desa —" Jelas Osamu dengan penuh penyesalan "Mereka udah siap buat bunuh kamu, maaf karna takut aku iyain permintaan mereka dan bikin kacau semua."
"Aku tau kok, kamu ga mungkin bohong tanpa alasan" Sudut bibir suna melengkungkan kurfa senyum, dia tidak mungkin marah. toh tidak ada yang bisa di salahkan dari keputusan osamu.
Dalam keadaan seperti ini, senyum yang suna ciptakan tidak berpengaruh sama sekali, tidak bisa mengubah apapun juga.
Mereka terikat, terkunci, tidak tahu sekarang jam berapa dan waktu menunjukkan pukul berapa? keadaan di luar seperti apa? mereka berdua tidak bisa bahkan hanya sedikit melihat keadaan sekitar.
Dua-duanya sama-sama tidak punya pengalaman dan informasi, jadi mereka berdua tidak tau tentang ritual itu, yang jelas mereka tau adalah baik osamu maupun suna kalo tetap diam di sini mereka bisa mati.
"Samu, kalo kita selamat dan bisa keluar dari sini, ayo nikah."
Deg!
Peryataan suna sukses membuat jantung Osamu berdetak begitu cepat, sepertinya bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan hal seperti ini, Osamu sudah deg-degan dengan nasib nya, sekarang jantung itu semakin di buat deg-degan setelah suna mengungkapkan niat gila tadi.
"Hahaha" Kekehan pelan lagi-lagi muncul dari mulut si laki-laki "Walaupun aneh, tapi bisa ga kamu tolong bilang oke, biar aku punya sedikit alasan buat nyelamatin diri walaupun susah."
"Suna, alasan buat keluar dari sini bukan cuman aku doang, pasti di luar temen-temen yang lain nungguin juga" Ucap Osamu "Bukan lagi kalo bisa keluar, kita emang harus bisa keluar."
"Iya, mereka pasti lagi berjuang juga, entah buat nyelamatin diri mereka sendiri atau justru nyelamatin kita?"
Osamu mengangguk
Ckrekk
Pintu kecil di belakang ruangan tiba-tiba saja terbuka, menampilkan seseorang yang amat keduanya kenal, pria yang mengaku dirinya sebagai seorang ustadz pagi tadi.
"Sialan ternyata dia emang dalang nya" Batin suna
"Kalian percaya diri ya?" Sambil memutar-mutar pisau di tangan nya, laki-laki itu mendekati mereka berdua, di tatapnya satu persatu "Kalo udah masuk ke sini, kalian ga akan bisa selamat, beberapa jam lagi kalian tinggal jemput kematian kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
FanficSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...