Chapter 30

512 96 20
                                    

Langkah mungil gadis 19 tahun yang sekarang tengah mati-matian berjalan keluar halaman tanpa menimbulkan suara.

"Cuy hoy mo kemana lu?"

Kenma menghela nafas, mengecewakan sekali usahanya sedari dalam rumah agar tidak ketahuan justru sampai di teras harus di hentikan oleh suara menyebalkan itu.

"Hoy, mo kemana lu, di tanya diem aja kek orang budek"

Si perempuan berbalik, netranya dapat menangkap dua kakak beradik yang tengah gabut di bawa pohon, dan yang sedari tadi cerewet memanggilnya itu suna rintarou

"Mau ke warung ya?" Sambung Terushima

"Jangan nitip!"

Hal itu membuat suna dan teru tertawa "Tau aja gw mau nitip" Seru rintarou seraya bangkit

Engga kenma tuh, kesel banget mentang-mentang dia paling bungsu sering banget di titipin, mau yang cewe, yang cowo sama aja, tau kenma sering keliatan nganggur tapi yo bosen kalo di titipin terus, saking bosen nya dia sampe diem-diem kek sekarang, tapi tetep aja ketauan.

"Boong-boong, udah sana keburu sore"

"Apasih bang gw mau nitip jajan"

Kenma masih di sana, walaupun bilang ga mau di titipin tetep aja ga enak kalo bilang ga mau.

"Beli sendiri, lu punya kaki punya tangan" Di toyor nya pelan kepala suna

Ini lah alasan kenapa suna bisa oon, yups benar gara-gara kepalanya sering kena toyor abangnya.

"Yaudah gw beli sendiri" Dengan begitu suna berdiri dari duduk nya "Yok sayang abang rin temenin"

"Woy anjir lu!" Teru udah siap ngegaplok pala si suna untuk ke dua kalinya, tapi sebelum tangan itu sampai si empu sudah lebih dulu menghindar

"Idih idih kok marah" Ledek suna "Idih emang boleh se ga terima itu, ada yang manggil sayang" Beliau ini kalo urusan bikin orang kesel udah sampe jilid 10

"Sini leherlu gw patahin."

Suna berlari dan bersembunyi tepat di belakang kenma, tanpak jelas wajah tertekan dari gadis itu.

Kenma bingung kenapa dia selalu ada di antara mereka berdua.

"Apasi bang, gw becanda doang orang kenma nya aja santai" Melihat terushima tidak lagi mengejar suna juga mulai sedikit menjauh dari kenma "Iya ga sayang?"

Plakk

Di pukul nya kepala suna cukup keras, tapi bukan dari terushima melainkan kenma yang sudah amat sangat geram "Jijik"

Sontak saja tawa terushima yuuji menggemah di sana "Hahaha jijik, jijik dia sama lu" ketahuilah sejauh ini, tindakan paling memuaskan atas tingkah meresahkan adeknya adalah ini. akhirnya ada yang mewakili dia mukul pala itu bocah.

"Kenceng banget weh"

"Suna kamu ga papa?" Triak osamu sambil menghampiri pria itu, mendengar kegaduhan dari luar akhirnya osamu yang ada di dalem langsung ke luar "Kamu ga papa?"

"Aduuu, sakit banget camu" Suna memegang kepalanya yang Sebenarnya tidak sesakit itu "Aku mau pingsan rasanya" 

"Ga usah melebih-lebihkan lu." Triak terushima entah keberapa kalinya

"Kok bisa?"

"Aku di getok sama bokem itu" Tunjuknya pada kenma yang serang memalingkan wajah nya tak peduli "Tapi gapapa, karna udah ada kamu sakit nya jadi ilang"

"Huek Huek" Abang nya udah ga kuat dara tinggi nya berubah jadi asam lambung, migren teru liatnya 

"Boong samu, jangan percaya dia semua orang di panggil sayang" Suara itu milik atsumu "Jangan mau di kibulin buaya rawa itu."

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang