Terushima membawa satu dus obat-obatan, mengantarkan obat-obatan itu ke puskesmas bersama hirugami.
Kata mang ukai hari ini jadwalnya shirabu datang ke puskesmas, jadi kesempatan bagus untuk mereka berdua pendekatan, maksudnya mengajak perempuan itu bekerja sama meyakinkan penduduk desa bahwa berobat ke dokter itu jauh lebih efektif dari pada ke dukun.
Dengan begitu, sama saja mereka mencega ajang ke mungkaran.
Sesampainya di sana, betapa beruntungnya mereka ternyata futakuchi kenji juga tengah duduk di depan puskesmas sambil memainkan ponsel.
"Tu orang punya hp bagus" Kata teru salfok, maklum yah 2009 bisa keitung pake jari orang yang punya hp
keduanya medekatkan langka seraya menyapa senormal mungkin, baik hirugami maupun terushima sama-sama blum pernah bicara secara langsung dengan pria ini.
Terakhir yang ngomong sama futa, ada sakusa sama suna, sesuai kesaksian mereka futakuchi orang nya ngeselin banget.
"Ngapain lu berdua?" Ketus pria itu
"Ini bang, kita dateng mau memenuhi stok obat-obatan di sini, bulan lalu saya sempet konsul ke kak suga soal beberapa obat yang ga ada." Jawab hirugami, kalem, santun udah kek mau ngadep ke mertua
Pria yang lebih tua, sempat terdiam, menatap kagum keseriusan warga luar desa dengan membawakan sebuah obat yang menurutnya cukup banyak. tentu si obat juga tidak geratis, otomatis mereka mengeluarkan uang bukan hanya untuk kebutuhan diri sendiri, melainkan kebutuhan warga desa juga.
"Oke taro aja makasih"
Setelah mengucapkan kata terimakasih, futakuchi pikir mereka berdua akan pergi, tapi dia salah, seperti nya tujuan awal bukan hanya memberikan obat.
"Apa lagi?"
"Kita mau minta tolong, kasih kita perizinan buat buka pengobatan masal, sama pembelajaran di luar sekolah juga buat anak-anak yang pengen belajar" Hirugami menjelaskan kembali, sejauh ini teru masih nahan-nahan buat ngomong "Kita berani tanggung jawab kalau sampai ada keributan antar warga."
"Puskesmas ini udah lama di tinggal, ga layak huni" Tiba-tiba saja seorang gadis muda muncul dari dalam, ia membawa tumpukan kardus tak terpakai "Bagunan aslinya di belakang, lebih besar dari bangunan ini"
Baik hirugami maupun terushima sudah tau, kalo tempat mungil yang tengah mereka pijak ini bukan bangunan puskesmas yang sebenarnya, ini hanya sepetak kecil dengan dua ranjang dan satu lemari tempat menyimpan obat.
Luasnya bahkan tidak lebih luas dari UKS sekolah negri.
"Bener tuh, lagian ga ada orang yang mau berobat ke dokter, kalian bakal buang-buang waktu" Balas futakuchi, seolah tanpa beban pria itu membuka bungkus rokok dan menyesapnya "Buang-buang tenaga, saran gw kalo mau dakwah yah udah dakwah aja, mungkin masih ada satu dua orang yang minat"
"He! siapa nama lu? futakuchi, ini salah satu cara kita buat memisahkan ke musyrikan, percaya dukun itu sesat" Ekspresi marah di wajah terushima nampak jelas "Dengan bawa mereka ke dokter, melalu perantara dokter merek jadi yakin Allah itu ada, kalo kita yang sehat akal diem aja kapan pemikiran jahiliya mereka bisa berakhir coba?"
"Ini bentuk dari dakwa kita bersama juga, jadi jangan ngira kita cuman santai-santai liat warga desa ke dukun padahal jelas ada dokter yang udah jauh-jauh sekolah buat ngobatin mereka."
Futakuchi menghela nafas, di lirik nya shirabu yang terlihat tertegun mendengar penuturan gila kedua pria asing di depan nya.
"Saya juga dokter bang, saya tau sekolah dokter itu ga gampang, kita ga minta apa-apa kecuali perizinan dari bang futa, anggep aja dengan kasih izin ke kita, ilmu yang shirabu pelajarin ga sia-sia kan?" Minta hirugami
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
Fiksi PenggemarSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...