Pukul sepuluh malam, si kembar atsumu dan osamu baru melangkahkan kaki mereka untuk pulang.
Selepas siuman tadi, Atsumu di beri air yang katanya sudah di doa kan oleh kepala desa begitu juga dengan terushima.
Sepanjang perjalanan atsumu yang biasa berceloteh malam ini hanya diam, tentu itu membuat osamu dan otaknya merasa heran? gadis itu bertanya-tanya apa atsumu masih merasakan pusing? atau yang terburuk atsumu masih bukan atsumu?
"Tsumu?"
"Hem?"
Sejenak osamu menggantungkan pertanyaan nya, ia bingung harus bertanya mulai dari mana, tapi kalo tidak di tanyakan seperti yang ia bilang di chapter sebelumnya, kepala dia hampir meledak karna semua kejadian yang membuat otak nya kebingungan ini "Kalo lu mau cerita, lu bisa cerita ke gw"
"Soal apa?"
Aneh sekali, atsumu yang cerewet parah tiba-tiba jadi pendiam begini.
"Soal kejadian tadi? lebih tepat nya kok bisa lu di kendaliin sama orang itu"
"Panjang ceritanya"
"Gw bakal dengerin" Ucap osamu
Gadis yang sekarang tidak mengenakan penutup kepala berupa hijab itu menghela nafas, sebenarnya semua ini di mulai saat ia berbicara berdua dengan sakusa kiyoomi
Flasback
Atsumu menghentikan langkah setelah menemukan tempat yang cocok
"Kenapa harus jauh banget sih? kamu nyari kesempatan berduaan sama saya ya?" Ucap sakusa
"Dih pede mampus" Timpal atsumu, ia duduk di rerumputan dan menyuruh sakusa juga untuk segera duduk "Buruan elah, lu mau denger apa ga?"
"Sabar" Sakusa memotong daun pisang untuk alas nya duduk, steril sekali pria ini pikir atsumu
"Mulai dari mana?" Tanya gadis itu "Lu penasaran bagian apa? gw bingung kalo harus jelasin dari awal."
"Siapa penghianat itu?" Sakusa to the poin
"Sebelumya kalo gw jelasin ini lu bakal percaya apa engga?" Kata Atsumu, yang sakusa rasa sedikit bertele-tele "Gw bukan korban dari kebakaran hebat yang menewaskan 70% penduduk desa, jadi gw inget semua, bisa di bilang gw lebih inget soal kejadian 9 tahun lalu kalo di bandingin sama osamu atau tanaka, karna mereka berdua juga korban, osamu sama tanaka ga terlibat kebakaran tapi ada kejadian yang gw sendiri ga tau dan itu melibatkan mereka berdua, lu percaya kalo gw ngomong kayak gitu?"
"70%?"
"Oke gw bakal ceritain semua dari awal, soal dakwah mereka" Atsumu mulai menatap sakusa dengan serius, begitu sebalikan sakusa juga mendengarkan tanpa bantahan "Hari itu, mereka dateng ke sini di umur gw yang ke 7-9 tahun gw lupa dan gw males ngitung, gw anak yang lumayan aktif, gw cukup deket sama mereka karna jujur gw tertarik sama orang-orang luar, apalagi orang kota karna menurut gw mereka keren"
"Bangunan bangunan kota yang mereka ceritain, buat gw jadi setertarik itu, bisa di bilang gw salah satu fans no. 1 mereka" Jelas atsumu "Bang ushi, kak kita, mas aran, bang matsun. mereka dari jakarta kan? gw suka banget jakarta jadi gw salalu ngikutin mereka, di bandingin sama yang lain mereka berempat yang paling sering gw kintilin."
"Bisa di persingkat aja ga?"
Netra coklat atsumu menajam, geram sekali dia sudah berusaha menceritakan dengan detail "Yaudah tanya lah sesuka lu apa?"
"Siapa penghianat yang beredar itu?"
Sekarang atsumu seolah meremehkan "Lu percaya soal penghianat itu? ga ada penghianat di antara mereka, yang ada cuman satu orang yang lemah iman tapi berusaha ngelindungin semua orang justru berakhir di manfaatin sama warga desa."
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
FanficSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...