Sebelum pulang mereka sempat mampir ke mushola dulu buat sholat ashar yang sempet ke tunda tadi, biar gimanapun sesibuk apapun sholat wajib itu tidak boleh di tinggalkan.
Sekarang sudah pukul 17;00 suasana kampung haikyu perlahan menggelap, entah kenapa waktu magrib lebih cepat di sini, blum jam enam suasana sudah gelap.
"Udah selesai" Hirugami bernafas lega setelah berhasil mengobati luka yang ada di tangan ennoshita, goresan pisau tadi lumayan dalam kalau tidak segera di obati mereka takut tangan ennoshita infeksi "Ini masih dugaan, tapi di pisau tadi pas gw ambil dari tangan teru, ada butiran putih di sisi tajam nya, kayaknya pisau itu sengaja di kasih racun, sianida." Di lirik nya suna rintarou si yang pertama kali kasi tebakan kalau itu sianida
Semua refleks menatap ennoshita, sedangkan gadis itu membuka telapak tangan nya yang sudah di balut perban
"Tapi syukurnya lukanya langsung kita bersihin kan? lagipula itu masih tebakan, blum pasti. ga perlu terlalu di pikirin, selama blum ngerasain gejala apa-apa" Hiru bilang gitu biar ennoshita ga panik aja, soalnya yang lain udah pada takut enno kenapa-kenapa.
"Ga bisa lebih di pastiin lagi? buat jaga-jaga hiru" Minta Tanaka "Racun itu ciri-ciri nya emang kayak gitu apa gimana? ada obat pencegahan?"
"Bubuk sianida setau gw ga punya bau, jadi ga bisa pastiin, mas hiru di sini juga obat ga memadai kan mas?" Ucap suna
Mendengar jawaban itu rasa khawatir masih berputar di kepala masing-masing, dengan terang-terangan adegan bunuh membunuh tadi hampir saja terjadi, terlebih sakusa kiyoomi, laki-laki itu bungkam karna tau target orang tadi sebenarnya adalah dia.
"Nanti yang ke tempat ketua desa siapa?" Tanya taketora
"Harus ada yang nemuin orang yang hampir bunuh ennoshita tadi" Terushima justru menjawab dengan jawaban lain "Siapa tau bisa ngejawab soal bubuk sianida itu."
"Gw setuju, gw bakal nemuin orang itu." Tanaka memutuskan sepihak
"Sebentar woy jangan main pergi-pergi aja, jangan sampe yang di sini juga di tinggal, harus ada yang jagain mbak enno sama yang lain juga." Potong suna, pria dengan surai tenda itu berdiri, dia melirik sekitar "Gw punya perasaan ga enak soalnya."
"Yaudah, yang ketempat pak kepala desa Sakusa sama suna" Kata hirugami "Sak tadi kata-kata lu hampir bisa nyadarin semua orang, suna juga blum punya banyak masalah di sini"
"Nanti gw bakal sama tanaka, yang di sini teru sama Tora"
Terushima mengangguk, kali ini tanpa protes, rasanya dia sudah malas mendebati warga desa "Berarti anak cewe- eh? bentar ennoshita, osamu, atsu- loh si kenma sama motoya kemana?!"
Deg!
Atsumu dan sakusa lantas berdiri bersamaan, mereka berdua bertukar pandang? sebelumnya hanya diam, entah kenapa sorot mata keduanya menyiratkan tebakan yang sama.
"Astaghfirullahaladzim dari tadi mereka ga ada? shoyo juga blum kita jemput kan?" Hirugami menatap atsumu, entah lah wajah gadis itu seperti sadar akan sesuatu
"Tadi kenma bilang dia mau jemput shoyo dulu" Tutur ennoshita "Harusnya udah balik dari tadi? motoya ikut karna kalian bilang ga boleh pergi sendirian kan?"
Tanpa menunggu kelanjutan kesaksian dari ennoshita, sakusa menarik gagang pintu dan pergi begitu saja
"Sak?"
"Sakusa!!" Triak atsumu, ia mengejar
"Woy anjir bang!!" Rambut hitam nya suna acak kasar, setelah melihat terushima dengan sembarang ikut mengejar mereka berdua "Demi apa, kapan Abang gw bisa ga ikut campur."
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
FanficSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...