chapter 57

344 77 12
                                    

Setelah suara ledakan yang hampir membuat ennoshita tergelincir ke jurang dangkal saking kaget nya, gadis itu sudah kembali berlari.

Ledakan tadi seolah menjadi pertanda buruk, ennoshita yakin itu, entah apa yang terjadi pastinya teman-teman di sana mungkin dalam keadaan panik.

Ia yang berhasil selamat harus segera keluar dari sini, dan mencari bantuan

Brukk

Suara itu berhasil membuat ennoshita menoleh penasaran ke samping kanan di mana suara tadi berasal "Motoya?!" Yang di panggil mendongak

"Mbak?"

Ennoshita segera saja menghampiri, dengan perasaan panik ia membantu gadis itu bangun "Kamu ga papa?" Bertemu motoya di tempat seperti ini sendirian cukup mengejutkan untuk nya, tapi melihat keadaan orang yang baru ia temui jauh lebih mengejutkan bagi enno.

"Muka kamu?"

"Kenapa bisa biru-biru gini?"

Sebenarnya apa yang terjadi dengan motoya? Dia berkelahi atau apa? wajahnya lebab di mana-mana, goresan-goresan kecil juga membekas di pipi, blum lagi baju yang berantakan.

"Aku gapapa, mbak enno sendirian aja?" Setelah berhasil berdiri motoya sempat melihat sekeliling berharap ada teman-teman yang lain, tapi faktanya mereka sama-sama dalam keadaan sendiri

"Aku sendiri, kamu? ketemu sama yang lain?"

"Tadi aku bareng sama mas hiru, tapi karna lukanya lumayan parah dia nyuruh aku keluar duluan buat cari bantuan" Jelasnya

Ennoshita mengangguk faham, dia juga bersama Tanaka tadi, tapi dengan alasan harus ada yang menghentikan ritual mereka berpisah, buru-buru di gandeng nya tangan motoya "Kalo gitu kita harus cepet keluar dari sini ayo"

.

.

.

Sesuai instruksi dari hirugami, mereka hanya membutuhkan waktu lima belas menit dari pintu utama desa haikyu untuk sampai di halte bus.

Baik ennoshita maupun motoya, keduanya sama-sama mengatur nafas setelah berhasil tanpa henti, di tengah malam yang begitu sunyi, suasana hutan belantara.

Sebenarnya motoya sangat takut, dia khawatir akan bertemu hantu atau semacam nya, tapi rasa takut itu di kalahkan oleh janji yang harus ia tepati.

"Di mana telpon umum nya?" Ucap ennoshita, tampak sekali wajah lelah dengan kelompak mata hitam.

Ini hanya satu malam, tapi terasa begitu panjang untuk mereka.

"Ga tau, mas hiru bilang 15 menit dari gerbang desa ada telpon umum."

Tidak ada.

Tidak ada telpon umum di sini, apa motoya dan ennoshita salah arah, mereka pergi ke kanan setelah keluar dari desa, apa harusnya mereka pergi ke sisi kiri?

Tapi di sini benar-benar ada halte bus, motoya juga inget saat pertama kali datang, ia dan sakusa mobil mereka lewat jalan sini.

"Itu telpon nya!!" Triak enno sambil menunjuk ke sebrang jalan, ternyata telpon umum itu ada di sebrang halte

Ennoshita tidak menyangka, akan ada masa di mana dia begitu bahagia hanya karna menemukan sebuah telpon umum.

Tanpa menunggu ennoshita mengambil langkah, sedikit berlari menyebrang

Surrrrt

Brakk

"AAA!!" Jerit motoya "Haaaaaa AAA!! Mbak!?" Gadis itu menutup mulut tak percaya, saat ada sebuah mobil sedan melaju dengan begitu cepat menabrak ennoshita yang tengah menyebrang

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang