Flashback 59

373 68 10
                                    

9 tahun lalu

Derasnya guyuran hujan menemani malam menakutkan kala itu, dua pria yang secara diam-diam nekat menyelinap demi mendapatkan sebuah bukti untuk mereka bawa ketika di izinkan keluar desa bulan depan.

Ini adalah hari ke tiga di mana Matsukawa Issei dan ushijima wakatoshi memantau kegiatan dan persiapkan yang tengah orang-orang desa lakukan di sekitar air terjun.

Sebuah kamera digital berjenis Canon prima BF 800 keluaran 90an milik matsukawa sudah siap memotret dari jarak yang lumayan jauh.

Setelah kematian daichi yang sungguh mengganjal, kuroo membuat rencana untuk mengungkapkan kejahatan mereka juga. pria itu bilang mereka tidak bisa keluar dengan tangan kosong

Setidaknya harus ada satu bukti yang harus berhasil mereka dapatkan untuk di bawa ke pihak berwajib. karna seandainya mereka keluar desa sekarang tanpa membawa bukti apapun lalu melaporkan semuanya ke polisi, justru tuduhan pencemaran nama baik yang mereka dapatkan.

Seluruh kecurigaan tentang aliran sesat, tindak pelecehan seksual, pembunuhan dan lain sebagainya tidak bisa di tindak lanjut tanpa bukti.

"Gimana?"

"Dapet" Bisik matsukawa "Lu mau coba motret?" Di saat seperti ini laki-laki itu masih bisa berbagi momen dengan ushijima yang sejujurnya tidak punya keinginan untuk melihat dengan jelas kegiatan apa yang tengah mereka lakukan melalui lensa kamera.

Tapi karna matsukawa menawarkan akhirnya ia ambil

"Ha?"

Tapi sungguh baru satu detik mata nya memperhatikan dengan jelas di mana lensa yang sudah Matsukawa zoom sedekat mungkin mampu membuat pria besar itu terkejut.

Sialan apa yang barusan ushijima lihat? apa yang mereka lakukan pada anak itu? "Apa itu tadi." Seorang bayi mungil tengah di angkat dan di potong leher nya mengunakan pisau, tetesan darah dari bayi itu membasahi sebuah kendi kecil.

Ini bagian dari persiapan ritual? sudah seburuk ini? bagaimana dengan ritual yang sesungguhnya.

"Mereka bukan manusia, mereka iblis"

Matsukawa tersenyum miring "Ini udah cukup sebagai bukti, ayo pergi" Baru mau beranjak dari sana dan menyeret ushijima pergi, mereka justru di hadang oleh ukkai keishin yang entah datang dari mana?

"Manusia paling munafik yang ada di desa." Batin Matsukawa, orang ini menyambut hangat kedatangan mereka, membantu segala sesuatu yang mereka butuhkan.

Tapi nyatanya? semua itu bukan sebuah ketulusan, hanya topeng yang sebenarnya ingin menjatuhkan mereka semua menjadi korban.

Dia mungkin cuman kaki tangan tapi tetep aja siapa yang ga kesel di bohongin?

"Bukanya saya bilang kalian ga boleh pergi ke sekitar sini?" Ucap laki-laki itu.

Demi Allah matsukawa muak dengan sikap sok perhatian nya, munafik, muka dua. rasanya matsun ingin berteriak sambil mengiris mulut pria itu.

Sebenarnya jarak umur mereka hanya 6 tahun, tapi karna mereka tau beliau salah satu orang terhormat di sana, bahasa yang di gunakan cukup formal

"Maaf mas, tadi ushijima pengen kencing karna ga berani jadi saya temenin"

Ushijima yang menjadi korban kebohongan itu hanya bisa mengangguk pasrah, sambil berdoa semoga mas ukai melepaskan mereka berdua segera. rasanya jantung ushijima hampir meledak saking khawatir nya.

"Apa itu di tangan kamu?"

Netra hitam Matsukawa membulat, ia tau benda yang di tunjuk beliau adalah harta paling berharga bagi mereka berdua sekarang.

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang