Suasana gelapnya malam di sertai awan mendung tanpa bintang menghiasi langkah ennoshita, gadis muda yang kini hanya menurut berjalan sambil menundukkan kepalanya.
Langkah itu di iringi dengan langkah besar milik tanaka, sambil sesekali memperhatikan perempuan di samping nya tanaka enggan membuka percakapan.
Bukan karna tidak mau bicara, tapi pengakuan tentang dirinya yang bisa di bilang menjadi penghianat beberapa jam lalu, membuat tanaka tidak punya keberanian hanya sekedar untuk mengajak ennoshita berbicara.
Kesan dirinya adalah orang jahat sudah melekat di otak Tanaka dan mungkin otak ennoshita juga.
Mereka berpisah dengan shirabu dan nishinoya atas permintaan ennoshita sendiri, enno bilang dia akan jadi jaminan agar orang tua tanaka bisa di lepaskan, kedua orang itu sempat tidak setuju tapi enno terus menerus memaksa, finalnya mereka berdua hanya bisa setuju.
Saat ini mereka berdua menyusul suna, sambil mencari atsumu dan sakusa.
Ini perjanjian yang ennoshita dan tanaka buat, kalo orang tua laki-laki itu masih hidup maka ennoshita ikhlas menukar nyawanya, tetapi jikalau orang-orang desa hanya membohongi tanaka dengan mengatakan orang tuanya hidup padahal kenyataannya tidak, tanaka harus berjanji untuk bisa membuat enno keluar dari desa dalam keadaan hidup bagaimana pun caranya.
Mereka sama-sama setuju, dan saat ini mereka berdua dalam perjalanan ke arah air terjun untuk menemui orang-orang yang tengah melakukan ritual itu.
Tanaka akan menyerahkan ennoshita dan meminta kembali orang tuanya.
Ennoshita berjalan di belakang sedangkan tanaka mulai sedikit lebih cepat dalam langkah nya "Lu tau, cuman orang bodoh yang dengan suka rela nyerahin nyawanya."
Si perempuan tidak menjawab
Sejujurnya, hati tanaka begitu berat melakukan ini, ia benar-benar dilema bahkan saking dilemanya dia sampai hampir memutuskan bunuh diri tadi.
Membunuh ennoshita adalah hal yang tanaka yakin tidak akan bisa dia lakukan, satu-satunya cara adalah menyerahkan gadis itu ke orang yang menjanjikan nyawa kedua orang tuanya.
"Dan cuman lu yang ga ada perlawanan ngikut orang yang jelas-jelas bakal ngambil nyawa lu."
"Lu bisa kabur mumpung masih di sini."
Ennoshita masih tidak menjawab, atau sekedar merespon kalimat Tanaka, gadis itu fokus dengan langkahnya.
"Setelah sampe di depan air terjun ga akan ada lagi kesempatan, jadi di sini satu-satunya kesempatan lu-
"Sebenarnya kamu ga pernah mau nyelakain siapapun kan?" Seru ennoshita akhirnya membuka suara "Kalo seandainya aku kabur di sini, apa aku bisa pastiin kamu ga akan bunuh diri kayak tadi?"
Tanaka menyadari kalo gadis di belakangnya sudah tidak lagi mengikuti langkahnya, ia menoleh, benar saja ennoshita berhenti di sana dengan tatapan yang tidak bisa Tanaka artikan.
"Bisa kamu ikut aku pergi aja dari sini? kita keluar dari desa ini, dan cari cara buat selamatin orang tua kamu." Tanaka itu orang yang mudah di pengaruhi, kurang lebih ini yang ada di dalam pikiran ennoshita.
Padahal dia blum memastikan orang tuanya masih hidup atau tidak, tapi tanaka melakukan permintaan orang-orang desa hanya karna di iming-iming keselamatan orang tuanya.
Tanaka lah yang bodoh di sini.
"Ga bisa, orang desa ga bisa keluar kemana-mana."
"Pasti bisa, kita udah sampe di sini, kita pasti bisa selamat." Ennoshita kembali meyakinkan, kali ini dengan nada suara yang cukup tegas "Kamu yang bikin sugesti di pikiran mu sendiri, kalo orang-orang desa ga bisa kemana-mana, padahal kamu blum pernah nyoba buat keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
FanficSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...