Pukul delapan pagi, sesuai yang sudah di setujui kemaren, sakusa, suna, Ennoshita dan kenma, keempat orang itu akan pergi ke luar desa untuk membeli beberapa perlengkapan menaiki mobil silver milik sakusa.
Tanaka dan taketora mengantarkan mereka sampai ke tempat mobil, dan berjanji akan menjemput keempat nya lagi di jam empat sore setelah asar.
"Lu bisa bawa mobil kan sak?" Tanya suna, laki-laki itu duduk di samping kursi kemudi, sedangkan ennoshita dan kenma duduk di kursi tengah, bagian belakang sengaja di kosongkan untuk memuat barang.
"Bisa lah, lu pikir gw dari medan ke sini siapa yang nyetir"
"Sakusa kamu orang medan kok logat nya jakarta banget" Celetuk ennoshita sambil memperhatikan jalan "Biasanya kan orang medan khas gitu logat nya."
"Logat agak ngegas gitu ya mbak?" Tanya suna
"Bisa aku tapi malas, coba kalean tanya lah, nanti aku jawab."
"Nah iya begitu" Seru ennoshita lagi, ia punya teman akrab di pesantren, kebetulan orang medan kalo ngomong keras gitu, tapi si sakusa sama motoya ini macam bukan orang medan. "Tapi kurang keras intonasinya"
"Mbak enno coba lu ngomong sunda" Minta suna
"Kenma sunda, aku jawa" Jawab ennoshita
"Mas hiru jawa juga ga si?"
"Mas hiru jawa timur pake aksen kromo, aku jabar pake nya jawa kasar"
Suna mengangguk faham "Gw jakarta jabar juga kan ya?"
"Dih kamu sekolah sampe depan pintu doang ya?" Ledek kenma dengan ekspresi datar nya "Masa ga tau jakarta jawa apa"
Random banget kan isi mobil nih, ngomongin perjawaan, tapi mending sih, coba bayangin kalo suna ga maksa bawa orang lain, kalo ennoshita sama kenma ga ikut, bakal garing banget, suna ngebacot sampe berbusa juga si kriting di samping nya paling cuman manggut-manggut sambil ngelirik.
"Coba lu ngomong sunda ken"
"Naon?"
"Yang lain buset, semua orang juga tau naon-naon doang mah"
"Kunaon?"
"Dah lah males, bahas yang lain" Naon doang mah suna juga tau, tapi yaudah lah tidak perlu belajar bahasa sunda untuk bersama perempuan dari desa ini, ahay "Ini bahas kejadian kemaren aja, kita main teori gila"
"Gini aja kalo misal di antara kita ada yang jadi pengkhianat menurut lu siapa?" Tanya sakusa tiba-tiba
"Kagak ada lah cok, jangan sampe"
"Bener kata sakusa, ini teori gila, misal kalo kita semua mati dan cuman tersisa satu orang menurut kalian siapa yang mati terakhir itu, atau yang ga mati itu?" Ennoshita menanggapi dengan antusias, jujur ia suka sekali membahas hal-hal serius seperti ini, rasanya otak dia yang sudah lama tidak terpakai ini bisa berputar
"Gw suna sih" Jawab sakusa masih sambil fokus ke jalanan yang sudah mulai keluar dari perkampungan "Yang jadi pengkhianat sama yang mati terakhir"
"Woy! mana bisa? kalo gitu menurut gw sakusa, soal nya sifat dia sus banget." Suna tidak mau kalah.
"Aku juga suna sih" Kenma menyetujui jawaban sakusa
"Ah lu mah ken emang punya dendam sama gw"
"Kalo aku sih??" Sedikit menggoda ketiganya yang dengan polos menunggu, ennoshita sengaja melamakan jawabannya "Hem, tanaka"
"He?/ha?/woy" Triak ketiganya barengan
"Kayaknya dia tipekal yang gampang di bodohi"
"Kalo gampang di bodohi gitu, lebih ke mas hiru ga sih?" Timpal kenma "Engga di bodohi juga, tapi dia kayaknya gampang di manfaatkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
FanficSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...