Sambil memperhatikan bagaimana osamu dan ennoshita bercerita di depan anak-anak mungil yang umur nya blum mencapai sepuluh tahun.
Pagi ini mereka datang melihat sekolah yang kita semua tau tidak ada yang spesial dari sekolah itu, kecuali semangat luar biasa milik beberapa anak yang sampai saat ini masih ingin mengemban pendidikan.
Mereka datang untuk berbicara pada para guru, tapi guru-guru itu justru tidak ada, entah di sengaja atau tidak yang jelas anak-anak bilang kemaren mereka masih belajar tapi hari ini dari pagi tidak ada guru yang masuk.
Beruntung ennoshita pandai bercerita, jadi mereka semua mendengarkan cerita dari gadis itu.
Tidak jauh dari jangkauan ennoshita juga osamu, berdiri sakusa, tanaka dan suna yang nampak tengah berbincang dengan seorang pria yang kita ketahui namanya futakuchi kenji.
"Gw sibuk kalian cari orang lain aja" Ketus pria itu "Lagian gw kan udah bilang kemaren tanaka, lu udah papasan sama gw, dan gw udah jelasin gw sibuk ga bisa bantu kalian."
Sakusa menghela nafas jengkel, kesan pertama nya pada pria ini adalah 'orang sombong' dia merasa dirinya berkuasa karna menjadi salah satu orang yang berhasil menyelesaikan gelar sarjana, siapa peduli kalau gelar itu justru tidak bisa membantu sesama.
Bukan cuman sakusa, suna Rintarou dengan ekspresi yang amat sangat terbaca, mata tajam dan wajah malas Rintarou juga cukup menjelaskan dia sebenarnya tidak betah bicara lama-lama dengan futakuchi.
Bener kata osamu, bujuk futa susah nya setengah mati, futakuchi ini sadar ga sih? mereka butuh izin dari dia buat ngelolah sekolah sama fasilitas lain.
Kesel banget suna tuh
"Kalian cari orang lain aja lah." Itu kalimat terakhir yang mereka dengar, setelah nya futa pergi meninggalkan mereka semua.
Tanaka bertriak dalam hati, benar sesuai dugaan, futakuchi bukan orang yang mudah di bujuk, dia keras kepala, seenaknya dan suka sekali buat orang lain susah.
"Udah lah, ga usah lah minta bantuan-bantuan orang yang ga punya keinginan ngebantu kek dia" Gerutu suna "Bikin jatoh harga diri aja."
Ketiganya kembali duduk di tempat semula, memperhatikan bagaimana osamu dan ennoshita tengah menceritakan kisah nabi nuh.
Kaum nabi nuh adalah kaum yang di tenggelam kan oleh banjir besar, benar-benar habis tak tersisah, yang selamat hanya orang-orang yang percaya akan keesaan Allah, dan percaya kalo nabi nuh adalah untusan Allah.
Ennoshita berusaha menjelaskan pada anak-anak itu, bahwa tuhan mereka adalah Allah bukan sesajen-sesajen, atau seorang manusia yang sama dengan kita semua, menjelaskan bahwa Allah maha memiliki kuasa akan segalah kehendak nya, di mana Allah menciptakan langit dan bumi, memberi mereka rezeki serta kesehatan sampai saat ini.
Begitu kurang lebih.
Walaupun enno tau mungkin banyak dari anak-anak ini tidak faham, karna jelas dari kecil pasti nya yang mereka dapat adalah pengajaran kepercayaan milik warga sini.
Saat tanaka dan suna asik memperhatikan anak-anak yang tengah di dongengi, sakusa justru sibuk bersama jurnal hitam milik kuroo tetsurou yang sebelumnya ada di tumpukan buku milik hirugami.
Pagi ini hiru pergi ke puskesmas dengan taketora, sementara yang di rumah ada teru, pria itu benar-benar menuruti perinta teman-teman nya soal tetap di rumah sampai orang orang-orang melupakan kematian mbak akaashi.
Karna di khawatir kan ada orang yang melihat teru membawa shoyo dan di curigai, itu alasan utama terushima di suruh mengurung diri.
Sedangkan shoyo, sampai hari ke tiga setelah kematian ibunya, anak mungil itu blum di cari siapa-siapa, atsumu bilang anak tetua desa banyak di sini, jadi tidak heran kalo shoyo mudah terlupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️
FanficSLOW UPDATE Ketika beberapa santri dari pesantren yang berbeda di kirim ke sebuah kampung untuk meluruskan ajaran sesat di sana Plosok desa yang menyajikan keindahan namun tidak menjanjikan ketentraman di dalam nya. Praktek perdukunan, minuman khamr...