Chapter 8

609 120 19
                                    

Semilir angin menghiasi sore hari mereka, suna sakusa dan hirugami tengah duduk di depan musholla setelah membersikan bangunan itu.

Sedangkan tanaka dan terushima pergi untuk mengambil salon, benda besar yang bisa membuat suara jika di sambunkan dengan mic, orang desa sana nyebut nya salon.

Ngambil di rumah mang ukai naik motor tanaka.

"Mas hiru lu pernah merasakan jatuh cinta ga?" Pertanyaan random itu keluar dari mulut rintarou

"Ha?"

"Iya, jatuh cinta yang sebenar-benar nya gitu, yang bukan atas dasar paksaan"

Bukannya menjawab hirugami justru melirik sakusa, ia berusaha mengatakan pada laki-laki itu untuk menjawab pertanyaan suna, tapi seperti nya dia lupa kalau sakusa adalah anak yang tidak ekspresif.

Liat dia justru mengangkat alis nya seolah-olah balik bertanya

"Blum kayaknya" Jawab hirugami

"Serius mas? lu 23 tahun blum pernah?" Ini jatoh nya ngeledek nih, mau marah tapi emang kenyataan nya gitu, kadang hiru suka bingung soal nya ga ada kisah romansa dalam hidup nya "Merasakan mencintai dan di cintai"

"Yah mungkin hidup gw emang di takdirkan buat jadi figuran aja" Ngenes banget kan tapi hiru tetap positif tingking mungkin emang Allah nyuruh dia selesain kesesataan ini dulu baru mikirin masa depan.

"Kalo lu sak?"

"Pernah"

Mata milik suna yang tak seberapa itu melotot kaget "Serius, lu punya kisah cinta? lu-- gw ga percaya orang mas hiru aja ga punya apalagi elu" Dalam pandangan sunarin sakusa kiyoomi adalah orang yang amat sangat kaku, wanita mana yang bisa meluluhkan hatinya?

Lagi wanita mana yang mau dengan pria datar seperti sakusa? wanita jaman sekarang kebanyakan menyukai laki-laki bad boy yang katanya terlihat lebih menantang.

"Yaudah kalo ga percaya"

"Siapa?" Tanya hirugami "Kapan? cinta monyet?"

"Bisa di bilang cinta terlarang" Jawab sakusa dengan segala keseriusan di sorot matanya, ia menyunggingkan senyum sukses membuat hirugami dan suna sedikit ketakutan.

Sepertinya sakusa benar-benar serius

"Wih keren tu cwe pasti punya tempat spesial" Suna bertepuk tangan "Siapa? mbak-mbak ustadzah?"

"Enm? ustazah ya? kayak nya ga bisa di bilang ustazah sih, tapi sekarang gw udah berusaha buat menerima kalo kita ga bisa sama-sama"

Ga nyangka hiru denger nya, dia kira muka-muka macam sakusa ga akan pernah jadi sad boy, yang ada dalam otak nya sakusa pasti di kelilingi fans dari kalangan santri bapak nya "Semangat sak, masih banyak perempuan sholeha di luar sana yang ngantri sama lu, lupain perempuan itu insyaallah lu dapet yang lebih baik"

"Iya, santai aja gw juga ga begitu mikirin sih" Sakusa menghibur dirinya sendiri

"Artinya lu udah move on dong" Tanya suna lagi

"Blum"

Hening ....

Sunggu anak ini bilang dia blum move on? suna serta hirugami kini saling melirik satu sama lain, mereka bertanya-tanya wanita seperti apa dia? gejolak rasa penasaran semakin memuncak.

"Sak sak sak, tenang sak banyak nih cewe-cewe cakep di sini, beh bawa balik satu panas-panasin ke perempuan itu" Usul suna, tidak lupa tangan nya yang mulai merangkul pundak kiyoomi, walaupun tak berselang lama rangkulan itu langsung di lepas. "Ga masalah, dia pasti nyesel udah nolak lu"

1 Iman 1000 Cinta [Haikyu Religi] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang